Selasa, 31 Juli 2012

Aktor Indonesia Berakting di Fast and Furious 6


 Aktor Indonesia Berakting di Fast and Furious 6
Aktor Indonesia Berakting di Fast and Furious 6

Berita gembira kembali menghampiri dunia perfilman Indonesia. Setelah Iko Uwais main film Hollywood berjudul Man of Tai Chi karya Keanu Reeves, kini giliran Joe Taslim yang mengikuti jejak rekannya itu.

Aktor yang telah sukses memerankan Sersan Jaka di film The Raid resmi bermain di film Fast and Furious 6 arahan sutradara Justin Lin.

Seperti dilansir Collider.com, Selasa (30/7), Joe Taslim memerankan tokoh antagonis bernama Jah dan pastinya ia akan beradu akting dengan bintang-bintang Fast and Furious seperti Vin Diesel, Paul Walker dan Dwayne Johnson.
"Thank You/Terima kasih semua atas dukungannya... saya sangat beruntung lolos audisi. Saya masih harus belajar banyak di sini.. thank u," kicaunya melalui Twitter @Joe_Taslim, Minggu (29/7) lalu.

Lolosnya Joe Taslim pada audisi pemeran Fast and Furious 6 tentunya tak terlepas dari bakatnya dalam dunia seni peran dan seni bela diri, karena dalam film Fast and Furious banyak adegan-adegan perkelahian atau adu fisik.

Mengenal lebih dekat Joe Taslim, pria kelahiran Palembang, 23 Juni 1981 ini ternyata adalah seorang seorang atlet judo profesional. Joe bahkan memiliki sederet prestasi gemilang di bidang olahraga atau seni bela diri yang berakar dari Jepang.

Di kancah olahraga nasional Joe mempersembahkan medali emas dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2008. Sedangkan di kancah olahraga internasional, Joe berhasil mempersembahkan medali perak untuk Indonesia dalam ajang SEA Games 2007 dan medali emas dalam ajang South East Asia Judo Championship Singapore 1999.

Joe menuturkan bahwa film The Raid telah mengubah drastis kariernya di dunia seni peran. "Thank you so much my brother, friend, sensei @ghuwevans, helping me through the auditions. It's very tough process.The Raid changed my life," tambahnya.
Congratulation Joe!

OLIMPIADE LONDON 2012: Medali Eko Yuli Irawan Untuk Anak

Compact_eko_yuli
LONDON:  Bagi atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan, tampil di Olimpiade seperti suatu keharusan untuk meraih medali.

Tidak banyak atlet yang dua kali berturut-turut tampil di Olimpiade dan meraih medali di kedua kesempatan itu, dan lifter berusia 23 tahun itu adalah salah satunya.

Pada Olimpiade Beijing 2008, ia menyumbang medali perunggu, dan kali ini di London, pria kelahiran 24 Juli 1989 itu mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia, juga medali perunggu.

"Ini prestasi terbaik yang bisa saya peroleh, mungkin memang rejekinya masih perunggu," ujar Eko yang ditemui usai pertandingan di Excel London.

Kendati tampil dengan tulang kering dibebat akibat cedera menjelang SEA Games setahun lalu, Eko tetap tampil percaya diri di hadapan juri dan penonton yang memenuhi arena pertandingan.

Wajahnya sempat tampak menegang saat menanti atlet China Zhang Jie melakukan angkatan terakhirnyan 178kg, namun setelah Zhang gagal, ia langsung berpelukan dengan para pelatihnya.

"Saya bersyukur masih diberi kesempatan, kalau dia berhasil saya tidak bisa dapat medali," katanya.

Perjuangan panjang

Eko yang semasa kecilnya adalah penggembala kambing di kampung halamannya, Lampung, percaya bahwa keberhasilan apapun membutuhkan perjuangan.

Ia mengenang bagaimana ia mulai menekuni cabang olahraga yang membesarkan namanya itu, saat masih berusia 11 tahun.

"Dari tiga orang yang mengawali latihan sama-sama, yang dua menyerah tidak melanjutkan latihan," kata Eko yang tertarik dengan angkat besi karena sering menyaksikan latihan.

Eko yang lahir dari keluarga sederhana, ayahnya penarik becak dan ibu penjaja sayur, mengatakan awalnya menekuni angkat besi karena diajak ikut berlatih.

Meskipun hanya diajak, ia berusaha serius menekuni bidang yang sudah dipilihnya menjadi jalan hidup.

"Untuk meraih prestasi harus melalui perjuangan panjang dan pengorbanan. Saya kehilangan masa muda saya untuk berlatih, mengorbankan sekolah," katanya.

"Setiap Olimpiade berat. Empat tahun lalu, sebulan sebelum Olimpiade saya cedera hamstring, beruntung masih bisa mempersembahkan medali. Tahun ini, saya juga masih cedera pada tulang kering kaki kanan saya, Alhamdulillah masih bisa tampil," katanya.

Eko mengaku selalu memasang target dalam hidupnya. "Buatlah target setinggi mungkin," kata lifter yang sekarang membela provinsi Kalimantan Timur itu.

Suami Masitah yang sedang menanti kelahiran anak pertama mereka itu mengatakan, dalam latihan dan bertanding pun ia selalu memasang target lebih tinggi dan berusaha mencapainya.

"Saya mengawali karir dari kelas 35kg, dan selalu memasang target. Setiap tahun hasil angkatannya harus naik 5kg," katanya.

"Kalau mau berprestasi, jangan setengah-setengah, kalau cuma main-main, habis waktu masa muda kita," tambah peraih emas SEA Games 2007 dan perak kejuaraan dunia 2009 dan perunggu 2011 itu.

Ditanya akan dipersembahkan untuk siapa medali yang diraih, Eko dengan tegas mengatakan untuk keluarganya.

"Ini juga hadiah untuk anak saya yang diperkirakan akan lahir dua minggu mendatang. Juga hadiah ulangtahun saya," kata pria kelahiran Lampung, 24 Juli 1989 itu.
(Antara/faa)
Sumber:http://www.bisnis.com

Jumat, 27 Juli 2012

Mario Wibisono, Illustrator Terkeren di Tingkat Dunia


Karya anak bangsa yang sudah mendapat pengakuan internasional. Beliau adalah seorang desainer bernama Mario Wibisono. Salah satu karyanya menjadi cover depan dari majalah paling bergengsi dari INGGRIS : ImagineFX (IFX)

Karya2nya telah memenangkan beberapa kejuaraan international dan telah digunakan dalam beberapa game, serta dimuat pada BUKU ILLUSTRASI paling bergengsi, EXOTIQUE dari BALLISTIC:

Beliau juga telah tampil dibeberapa majalah luar negeri, diantaranya:
- Session Magazine: http://www.sessionmagazine.com/mario-wibisono-artwork/
- Wow Magazine: http://wowmagz.com/mario-wibisonofan...rom-indonesia/

Berikut adalah sebagian dari gambar-gambar masterpiece hasil karya beliau.


















Bagaimana menurut anda?

Kamis, 26 Juli 2012

Kedelai Hitam Terbaik Dunia Ada di Indonesia



shutterstock
JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi berpandangan bahwa pengembangan budidaya kedelai hitam sebagai bahan pembuatan kecap lebih mungkin untuk dilakukan. Apalagi, menurut dia, kedelai hitam Indonesia salah satu yang terbaik di dunia.
"Sebenarnya, menurut saya, yang bisa kita lakukan mencoba mengembangkan sesuai dengan keunggulan. Indonesia itu ternyata negara terbaik atau kita menghasilkan kedelai hitam, salah satu yang terbaik di dunia," sebut Bayu, di Jakarta, Kamis (26/7/2012).
Bayu menjelaskan, Indonesia sulit untuk meningkatkan produksi kedelai untuk bahan baku pembuatan tahu-tempe karena beberapa hal, yaitu, kedelai adalah tanaman subtropis dan lahan untuk menanam kedelai harus bersaing dengan jagung dan tebu. Angka produksi pun terus turun.
"Sayangnya, tahun lalu produksi turun 6 persen, tahun ini sekitar 8 persen," sambung dia.
Sebagai sebuah solusi, ia lantas menawarkan opsi untuk mengembangkan komoditas yang lebih mempunyai keunggulan. Itu adalah kedelai hitam. Kedelai ini adalah bahan baku untuk membuat kecap. Spesialisasi di budidaya kedelai hitam dinilai lebih baik ketimbang kedelai untuk bahan baku pembuatan tempe-tahu.
"Saya kira ini pilihan yang harus kita lakukan," tandas dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, tahun 2011, produksi kedelai lokal hanya 851.286 ton atau 29 persen dari total kebutuhan. Karena itu, Indonesia harus mengimpor kedelai 2.087.986 ton untuk memenuhi 71 persen kebutuhan kedelai dalam negeri.
Pada tahun 2012, total kebutuhan kedelai nasional 2,2 juta ton. Jumlah tersebut akan diserap untuk pangan atau perajin 83,7 persen, industri kecap, tauco, dan lainnya 14,7 persen, benih  1,2 persen, dan untuk pakan 0,4 persen.
Karena anomali cuaca yang melanda Amerika Serikat dan Amerika Selatan, pasokan kedelai pun turun dan harganya melonjak. Harga kedelai internasional pada minggu ke-3 Juli 2012 mencapai 622 dollar AS per ton atau Rp 8.345 per kilogram untuk harga paritas impornya di dalam negeri.
Harga ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga tertinggi pada tahun 2011, yaitu bulan Februari sekitar 513 dollar AS per ton atau harga paritas impornya di dalam negeri sekitar Rp 6.536 per kilogram.
Padahal, impor kedelai terbesar Indonesia berasal dari Amerika Serikat dengan jumlah 1.847.900 ton pada tahun 2011. Menyusul impor dari Malaysia 120.074 ton, Argentina 73.037 ton, Uruguay 16.825 ton, dan Brasil 13.550 ton.
Hingga saat ini, AS merupakan produsen terbesar kedelai di dunia, di mana kedelai AS diserap oleh China sebanyak 61,5 persen, Meksiko 8,74 persen, Jepang 5,24 persen, dan Indonesia 5,11 persen.
Editor :
Tri Wahono



Sumber

Keraton di Cirebon Berpotensi Menjadi Obyek Wisata



KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYATHalaman Keraton Kasepuhan Cirebon, Rabu (6/7/2011). Keraton didirikan tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II yang merupakan cicit Sunan Gunung Jati. Di dalam keraton juga terdapat museum berisi benda pusaka, lukisan koleksi kerajaan serta kereta singa barong.

CIREBON, KOMPAS.com - Keraton di Cirebon, yakni Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan dan Kaprabonan berpotensi menjadi obyek wisata unggulan Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kepada wartawan di Cirebon, Kamis (26/7/2012) mengatakan, sejumlah keraton di Cirebon memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lokasi pariwisata karena keraton merupakan peninggalan sejarah.
Rencananya pemerintah akan memberikan anggaran sekitar Rp 20 miliar. Menurut Ahmad Heryawan, anggaran itu untuk merevitalisasi keraton di Cirebon. "Harapannya kondisi peninggalan sejarah tersebut lebih baik," katanya.
Sultan Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat menyambut baik rencana Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan revitalisasi sejumlah keraton yang ada di Cirebon.
"Keraton merupakan peninggalan bersejarah yang harus dijaga kelestariannya, karena tidak semua daerah memiliki keraton tersebut, ada perbaikan sarana menuju kota Cirebon diharapkan industri pariwisata meningkat," katanya.
Antara
Editor :
I Made Asdhiana

Selasa, 24 Juli 2012

Sarung Sutra Indonesia Jadi Pilihan Terbaik



Sarung Sutera Indonesia dalam 4 gaya
Foto : Ist


Anda yang hobi jalan jalan ke luar negeri, kini harus makin selektif dalam membawa pakaian untuk masuk dalam dalam bagasi Anda.

Pasalnya, hampir semua rute perjalan luar negeri terutama wilayah Eropa dan Amerika, sudah memberlakukan pembatasan bawaan bagasi yang masuk alam kabin, dan Anda akan menambah biaya bagasi jika berlebih membawa barang yang sudah ditetapkan.

Solusi untuk mengatasi hal tersebut, salah satu situs belanja online dunia, Style-Passport.com, menawarkan cara agar para wanita, mengurangi pakaian yang akan dbawa dengan menggantinya dengan sarung sutra Indonesia.

Menurut situs ini, seperti yang dilansir dailymail, sarung sutra Indonesia amat membantu gaya fashion, saat berada di luar negeri.

Tidak tanggung tanggung, sarung sutra ini masuk sebagai barang yang paling dicari dan paling laris dijual di Eropa.

Dimana dengan 1 sarung sutar ini, Anda bisa memiliki 7 koleksi pakaian jadi mulai dari rok maxi, gaun tanpa pita hingga sebagai gaun malam yang indah.

Harga kain ini dipatok dengan 79 Poundsterling, atau setara dengan Rp 1 Juta rupiah.

Dengan sarung asal Nusantara, Anda bisa tetap gaya, dan perjalanan keluar negeri tidak disibukkan lagi dengan bagasi yang berlebihan.


Sumber:http://travel.ghiboo.com/sarung-sutra-indonesia-jadi-pilihan-terbaik

Senin, 23 Juli 2012

Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan di Berbagai Daerah Indonesia


Di Indonesia, dimana masyarakatnya mayoritas muslim, berbagai acara atau tradisi menyambut Ramadhan banyak digelar di berbagai daerah.
Tentu saja caranya berbeda-beda namun semangatnya tetap sama, yakni merupakan bentuk ucap syukur serta kegembiraan umat muslim akan datangnya bulan puasa.Dalam kalender Islam, bulan Ramadhan akan di awali dengan datangnya bulan Sya’ban.Nah di bulan Sya’ban ini biasanya banyak digelar upacara tradisi menyambut datangnya bulan Ramadhan.
berikut ini tradisi menyambut ramadhan dari berbagai daerah di Indonesia :
1. Dugderan - Semarang
Tradisi “Dugderan” ini berasal dari kota Semarang, Jawa Tengah. Nama “Dugderan” sendiri berasal dari kata “Dug” dan “Der”. Kata Dug diambil dari suara dari bedug masjid yang ditabuh berkali-kali sebagai tanda datangnya awal bulan Ramadhan. Sedangkan kata “Der” sendiri berasal dari suara dentuman meriam yang disulutkan bersamaan dengan tabuhan bedug.
Tradisi yang sudah berumur ratusan tahun ini terus bertahan ditengah perkembangan jaman. biasanya digelar kira-kira 1-2 minggu sebelum puasa dimulai. Karena sudah berlangsung lama, tradisi Dugderan ini pun sudah menjadi semacam pesta rakyat. Meski sudah jadi semacam pesta rakyat –berupa tari japin, arak-arakan (karnaval) hingga tabuh bedug oleh Walikota Semarang–, tetapi proses ritual (pengumuman awal puasa) tetap menjadi puncak dugderan.
Untuk tetap mempertahankan suasana seperti pada jamannya, dentuman meriam kini biasanya diganti dengan suara-suara petasan atau bleduran.
Bleduran terbuat dari bongkahan batang pohon yang dilubangi bagian tengahnya, untuk menghasilkan suara seperti meriam biasanya diberi karbit yang kemudian disulut api.
2. Padusan - Jawa (Klaten, Boyolali, Salatiga, Yogyakarta, Pati)
Lain daerah pasti lain pula tradisinya, masyarakat di Klaten, Boyolali, Salatiga, Yogyakarta dan Pati biasa melakukan upacara berendam atau mandi di sumur-sumur atau sumber mata air ditempat-tempat kramat. Tradisi ini disebut “Padusan” dari kata adus berarti mandi yang bermakna agar jiwa dan raga seseorang yang akan melakukan ibadah puasa bersih secara lahir dan batin. Di Pati  padusan biasanya dilakukan di Sendang Sani (konon peninggalan Sunan Muria) sambil keramas memakai abu merang
Selain itu juga bermakna sebagai pembersihan diri atas segala kesalahan dan perbuatan dosa yang telah dilakukan sebelumnya. 
3. Wuwungan - Tegal
Tradisi padusan di kabupaten Tegal yang disebut warga dengan nama Wuwungan yang artinya bersih diri dengan berkeramas, uniknya tradisi ini dilakukan masyarakat di bendungan sungai desa Danawarih kecnatab Balapulang menjelang 2 hari sebelum ramadan dan yang membuat beda dengan tradisi daerah lain, bukan saja warga datang membawa dirinya tetapi juga membawa barang-barang sarana ibadah di mushola atau masjid juga ikut dibersihkan seperti karpet, tikar dan barang pribadi lain yang tidak pernah dikeluarkan dari rumah seperti panci, wajan dsb. Dengan pensucian diri ini warga berharap bisa melaksanakan ibadah puasa dibulan ramadhan dengan hati yang bersih dan tulus. Selain itutradisi ini juga dianggap sebagai bentuk rasa kebersamaan warga.
4. Perlon Unggahan - Banyumas
Setiap menjelang puasa masyarakat Banyumas mengadakan acara makan besar yang disebut Perlon Unggahan. Di dalam tradisi ini disediakan berbagai macam makanan namun yang menjadi menu wajib adalah nasi bungkus, serundeng sapi dan sayur becek harus disiapkan oleh 12 laki-laki karena banyaknya sapi dan kambing yang harus disembelih.


5. Meugang - Aceh
Berbeda dengan lainnya, di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) atau yang akrab disebut dengan kota “Serambi Mekah”, warganya menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dengan menyembelih kambing atau kerbau. Tradisi ini disebut “Meugang”, konon kabarnya tradisi “Meugang” sudah ada sejak tahun 1400 Masehi, atau sejak jaman raja-raja Aceh.
Tradisi makan daging kerbau atau kambing ini biasa dilakukan oleh seluruh warga Aceh. Bahkan jika ada warga yang tidak mampu membeli daging untuk dimakan, semua warga akan bergotong-royong membantu, agar semua warganya dapat menikmati daging kambing atau kerbau sebelum datangnya bulan Ramadhan.
Tradisi “Meugang” biasanya juga dilakukan saat hari raya Lebaran dan Hari Raya Haji.
6. Balimau dan Malamang - Sumatera Barat
Tradisi Balimau hampir sama dengan tradisi padusa, yakni membersihkan diri dengan cara berendam atau mandi bersama-sama di sungai atau tempat pemandian dengan memakai buah limau.
Tradisi Balimau dilakukan oleh masyarakat Padang, Sumatera Barat. Biasanya tradisi ini dilakukan dari mulai matahari terbit hingga terbenam beberapa hari sebelum bulan Ramadhan.
Mirip dengan “Padusa”, makna dari tradisi Balimau ini berarti melakukan pembersihan diri secara lahir dan batin, agar seseorang siap menjalankan ibadah puasa.

Selain Balimau masyarakat Sumatera Barat mempunyai tradisi yang disebut Malamang yaitu membuat lemang dari beras ketan pada bambu seruas, tradisi ini dilakukan masyakat 2 hari sebelum Ramadhan tiba. Lemang yang sudah masak, nantinya akan diantar ke rumah kerabat terdekat sambil memohon maaf jelang puasa.
7. Jalur Pacu - Riau
undefined
Di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, masyarakatnya memiliki tradisi yang mirip dengan lomba dayung. Tradisi “Jalur Pacu” ini digelar di sungai-sungai di Riau dengan menggunakan perahu tradisional, seluruh masyarakat akan tumpah ruah jadi satu menyambut acara tersebut.
Tradisi yang hanya digelar setahun sekali ini akan ditutup dengan “Balimau Kasai” atau bersuci menjelang matahari terbenam hingga malam.
8. Mandi Pangir - Medan
Untuk menyambut bulan suci itubiasanya sebagian masyarakat melakukan rangkaian tradisi dan ritual keagamaanseperti ziarahpunggahandan tidak ketinggalan tradisi mandi pangirTradisi mandi pangir atau marpangir bertujuan untuk melakukan pembersihan diri dan biasanya dilakukan sehari sebelum puasadan itu dilakukan pada sore hari sebelum maghrib. Dengan mandi pangir mampu menyegarkan jiwa dan raga sehingga lebih bersih dan suci dalam menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh. Pangir tersebut terdiri dari akar rusaserai wangibunga pinangdaunpandandaun nilambuah dan daun jeruk purut serta batang kapelon yang mengandung unsur wewangian.
9. Nyorog - Betawi
Di Betawi, tradisi “Nyorog” atau membagi-bagikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua, seperti Bapak/Ibu, Mertua, Paman, Kakek/Nenek, menjadi sebuah kebiasan yang sejak lama dilakukan sebelum datangnya bulan Ramadhan. Meski istilah “Nyorog”nya sudah mulai menghilang, namun kebiasan mengirim bingkisan sampai sekarang masih ada di dalam masyarakat Betawi. Bingkisan tersebut biasanya berisi masakan sayur gabus pucung (keluak) ataupun bahan makanan mentah, ada juga yang berisi daging kerbau, ikan bandeng, kopi, susu, gula, sirup, dan lainnya.
Tradisi “Nyorog” di masyarakat Betawi memiliki makna sebagai tanda saling mengingatkan, bahwa bulan suci Ramadhan akan segera datang, selain itu tradisi “Nyorog” juga sebagai pengikat tali silahturahmi sesama sanak keluarga.
10. Munggahan - Sunda (Jawa Barat)
Munggahan adalah satu kegiatan berkumpul bagi anggota keluarga, sahabat dan bahkan juga teman-teman kita saling bermaaf-maafan sambil menikmati sajian makanan khas untuk kemudian mempersiapkan diri masing-masing dalam menghadapi bulan Ramadhan yang akan datang. Tradisi ini adalah kebiasaan yang dilakukan oleh orang sunda dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan. Biasanya tradisi ini dilakukan oleh hampir semua golongan masyarakat walaupun dengan cara yang berbeda-beda.
Tetapi intinya tetap satu, yaitu berkumpul bersama sambil menikmati sajian makanan yang disuguhkan.
Inilah tradisi yang biasa dilakukan ditengah masyarakat sunda pada umumnya yang secara turun temurun terus dipertahankan oleh setiap generasi berikutnya. 

Munggahan sendiri artinya kenaikan merupakan tekad / mengharapkan untuk menaikan kualitas hidup dan bulan ramadhan itu sarana untuk meningkatkan kualitas hidup dan keimanan. Munggahan  manfaat dan maknanya diantaranya mempererat silaturahmi baik dengan keluarga, teman, sahabat, kerabat, saudara bahkan juga dengan tetangga kita sendiri. Disamping kita dapat bersilaturahmi, kita juga dapat saling memaafkan sehingga kita mempunyai hati yang bersih untuk memulai ibadah puasa Selain itu juga merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT.
11. Dangdangan - Kudus
Perayaan tradisi dandangan merupakan sebuah tradisi kota Kudus. Dandangan merupakan pasar malam yang diadakan disekitar Menara Kudus, sepajang jalan Sunan Kudus, dan meluas ke lokasi-lokasi sekitarnya. Tradisi ini sudah ada sejak 450 tahun yang lalu atau tepatnya zaman Sunan Kudus (Syeh Ja'far Shodiq, salah satu tokoh penyebar agama Islam di Jawa). Pada saat itu menjelang bulan puasa ratusan santri menunggu pengumuman dari sang Guru tentang awal puasa. Karena banyaknya orang berkumpul, tradisi dandangan kemudian tidak sekedar mendengarkan informasi resmi dari Masjid Menara, tetapi juga dimanfaatkan para pedagang untuk berjualan di lokasi itu.
12. Megengan - Surabaya
Konon tradisi ini dimulai dari kawasan Ampel, sekitar masjid Ampel Surabaya. Megengan ditandai dengan makan apem terbuat dari tepung beras. Diduga nama apem atau apam berasal dari kata afwan dalam bahasa arab yang berarti maaf. Tradisi makan apem ini untuk memaknai permintaan maaf kepada sesama saudara, kerabat, dan teman. Inti tradisi megengan adalah melaksanakan selamata atau tahlilan dengan hidangan apem dan pisang raja untuk mendoakan saudara/kerabat yang telah meninggal, sekaligus meminta maaf. Setelah tahlilan apem dan pisang dibagikan kepada semua keluarga dan tetangga.
13. Belangiran - Lampung
Belangiran" merupakan tradisi turun temurun warga Lampung, untuk menyucikan diri menjelang Ramadhan yang perlu dilestarikan agar tidak punah. Tradisi menyucikan diri menyambut bulan suci Ramadan tidak hanya membersihkan badaniah saja, tapi lebih berorientasi kepada menyucikan diri dan hati, seperti rasa iri, dengki, benci dan sombong, juga rasa dendam pada seseorang.
Bakar Merang Muli-Mekhanai (muda-mudi) Lampung membakar merang sebagai salah satu proses ritual "belangiran" di Kali Akar Telukbetung Utara, Bandarlampung, Selasa (10/7). "Belangiran" merupakan tradisi masyarakat Lampung dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan.(FOTO ANTARA/Taufik Hidayat)

Sumber
http://sosbud.kompasiana.com/2012/07/20/tradisi-menyambut-ramadhan-dari-berbagai-daerah/
http://palingseru.com/2872/7-tradisi-menyambut-bulan-ramadhan-di-berbagai-daerah-indonesia
http://www.antaranews.com/berita/322179/belangiran-tradisi-mandi-sucikan-diri-sambut-ramadhan
http://www.dwisusilo.com/index.php/tentang-kudus/63-tradisi-qdandanganq-menyambut-ramadhan