Rabu, 26 September 2012

Kisah Genius Indonesia berkarya di Luar Negeri (2)

4. ANDRIVO RUSYDI: KOKI TEKNOLOGI NANO ASAL PADANG


Hari-hari Andrivo Rusydi menetap di negeri sendiri hanya bisa dihitung dengan jari. Pemuda 33 tahun ini mesti wira wiri antarbenua sepanjang tahun untuk menjalani riset-risetnya di bidang teknologi nano. Ia memang salah satu dari sedikit anak bangsa negeri ini yang menguasai teknologi pengontrol skala atom dan molekul itu. Sebuah keahlian yang—terutama—banyak dibutu*kan di negara maju.

Maka negeri-negeri semacam Singapura, Amerika Serikat, Jerman, dan Kanada membuka lebar-lebar pintu riset bagi urang awak ini. Mari kita lihat jejak-jejak kejeniusannya, yang sudah diakui dunia internasional, itu. Saat ini Andri adalah peneliti tetap dan pengajar mata kuliah nanotechnology dan nanoscience di Universitas National Singapura (NUS). Di universitas ini pula ia mendapatkan gelar profesor pada usia 31 tahun. Sejak awal tahun ini, dia diangkat menjadi anggota Singapore International Graduate Award atau supervisi para doktor lulusan NUS.

Lalu, di Jerman, suami Sulistyaningsih ini menjadi profesor tamu pada Center for Free Electron Laser dan Institute for Applied Physics of University of Hamburg. Di sini, selain mengajar, Andri membimbing mahasiswa diploma sampai doktoral.

Penjelajahannya yang intensif di ranah teknologi nano juga membuat sulung dari empat bersaudara ini juga menjadi peneliti tamu di Departemen Fisika Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat, dan Universitas British Columbia, Kanada.

Jejak akademisnya memang terpacak hingga ke berbagai pelosok dunia. Tak hanya itu, teknik riset yang ia kembangkan kemudian dimanfaatkan di berbagai negara, antara lain Amerika Serikat, Prancis, Korea, Jepang, Australia, Jerman, Kanada, dan Taiwan.

Dengan reputasi akademik internasional semacam itu, Andri tak ingin terlena. Dia ingin berbakti kepada tanah airnya untuk memajukan dunia ilmu di negeri ini. Caranya lewat kerja sama penelitian dan beasiswa tingkat doktoral dari dana-dana penelitian yang diperolehnya.
5. AKU PULANG, AKU BERJUANG, AKU MENANG


Belasan tahun belajar di luar negeri. Tanpa bantuan pemerintah, penelitian mereka berhasil di Tanah Air.

Robot itu bernama Sona CT x001. Di sebuah jendela ruko di perumahan Modernland, Tangerang, robot yang dibekali dua lengan itu sedang memindai tabung gas sepanjang 2 meter. Di bagian atas robot, layar laptop menampilkan grafik hasil pemindaian. Selasa dua pekan lalu itu, Sona—buatan Ctech Labs (Center for Tomography Research Laboratory) Edwar Technology—sedang diuji coba. Alat ini sudah dipesan PT Citra Nusa Gemilang, pemasok tabung gas bagi bus Transjakarta. “Di dalam ruko tidak ada tempat lagi untuk menyimpan Sona dan udaranya panas,” kata Dr Warsito P. Taruno, pendiri dan pemilik Edwar Technology.

Sona harus berada di ruangan yang suhunya di bawah 40 derajat Celsius. Perusahaan migas Petronas, kata Warsito, tertarik kepada alat buatannya. Kini mereka masih dalam tahap negosiasi harga dengan perusahaan raksasa milik pemerintah Malaysia tersebut. Selain Sona, Edwar Technology mendapat pesanan dari Departemen Energi Amerika Serikat. Nilai pesanan lumayan besar, US$ 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar.

Bahkan Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) pun memakai teknologi pemindai atau Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT) temuan Warsito. Lembaga ini mengembangkan sistem pemindai komponen dielektrik seperti embun yang menempel di dinding luar pesawat ulang-alik yang terbuat dari bahan keramik. Zat seperti itu bisa mengakibatkan kerusakan parah pada saat peluncuran karena perubahan suhu dan tekanan tinggi.

ECVT adalah satu-satunya teknologi yang mampu melakukan pemindaian dari dalam dinding ke luar dinding seperti pada pesawat ulang-alik. Teknologi ECVT bermula dari tugas akhir Warsito ketika menjadi mahasiswa S-1 di Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia, Universitas Shizuoka, Jepang, tahun 1991. Ketika itu pria kelahiran Solo pada 1967 ini ingin membuat teknologi yang mampu “melihat” tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja atau obyek yang opaque (tak tembus cahaya). Dia lantas melakukan riset di Laboratorium of Molecular Transport di bawah bimbingan Profesor Shigeo Uchida.

6. SONJA DAN SHANTI SUNGKONO: SI KEMBAR PENAKLUK BERLIN



Penampilan mereka memukau publik musisi klasik, dari Eropa hingga Amerika. Diganjar pelbagai 
penghargaan internasional bergengsi.

Suatu hari, di hadapan publik musik klasik Berlin, Jerman, penampilan duo pianis kembar Sonja dan Shanti Sungkono tampak eksotis. Di atas pentas, tubuh kedua perempuan berwajah Jawa ini dibalut kebaya dengan siluet brokat keperakan. Rambut mereka disanggul. Penampilan keduanya jauh dari penampilan panggung para musisi klasik yang konservatif—yang umumnya muncul dengan gaun panjang warna hitam.

Duet Sonja-Shanti tak sedang ingin tampil unik, apalagi nyentrik, dengan gaya tersebut. Model penampilan itu boleh dibilang telah menjadi ciri khas sekaligus identitas mereka sebagai perempuan Indonesia dalam pelbagai pentas di mancanegara. Selain penampilan, dalam setiap pertunjukan, keduanya selalu memperkenalkan diri sebagai duo pianis Indonesia. “Dari penampilan saja kelihatan, kami bukan orang Jerman,” kata keduanya, yang sejak 1991 bermukim di Berlin.

Toh, bukan lantaran penampilan itu yang membuat mereka memukau. Kepiawaian jari-jari mereka menari di atas tuts pianolah yang dikagumi penikmat musik klasik, baik di Jerman maupun di kota-kota besar lain di mancanegara.
Bahkan permainan Sonja-Shanti telah mencuri perhatian para musisi dan kritikus musik klasik Eropa. Di Jerman, penampilan mereka dipuji sebagai, “Benar-benar pertunjukan yang indah, mengagumkan, dan profesional.”

Prestasi mereka pun patut dibanggakan. Mereka meraih Jerry Coppola Prize dalam lomba duet piano di Miami, Amerika Serikat, pada 1999. Dua tahun berturutturut, 2001 dan 2002, mereka menyabet Prize Winners Juergen Sellheim Foundation di Hannover, Jerman. Lalu pada 2002 menjadi juara ketiga Torneo Internazionale di Musica di Italia. Terakhir, mereka menggondol Prize Winners pada National Piano Duo Competition di Saarbrucken, Jerman, pada 2003.

Album pertama mereka, Works for Two Pianos, dirilis pada 2002. Dua tahun berselang, Sonja-Shanti menelurkan album kedua bertajuk 20th Century Piano Duets Collection. Kedua album berformat CD itu di bawah label NCA Jerman. Peredaran album kedua lebih luas dari yang pertama.

Selain di Jerman, album tersebut beredar di Prancis, Italia, Austria, Swedia, Jepang, dan Amerika. Kedua album itu juga mendapat apresiasi yang cukup antusias dari sejumlah media musik klasik di Eropa. Selain itu, kedua album tersebut masuk arsip Perpustakaan Musik Naxos—produser musik klasik dunia yang menyimpan sekitar 36 ribu album.

Diplomasi Merah Putih Tempoe Doeloe (President Soekarno)


President Sukarno Arrives in Capital of Newly Created Republic of Indonesia. President Sukarno declares that Indonesia, now free, will live in friendship with the world, as he addresses his people for the first time from his new headquarters, the Palace in Koningsplein, at Jakarta (Indonesian name for Batavia, now official name of capital). Formal transfer of sovereignty from the Netherlands to the United States of Indonesia took place in Jakarta yesterday.

28 December 1949
Jakarta, Indonesia




UN General Assembly Continues General Debate
The General Assembly, which opened its fifteenth regular session earlier this week, continued general debate today. An unprecedented number of high officials are attending this session which has before it an 87-item provisional agenda, the longest in its history.

Addressing this afternoon's plenary meeting is President Sukarno, of Indonesia. 




Fifteenth Session of UN General Assembly
Leading statesmen from all over the world are attending the UN General Assembly now holding its fifteenth session at Headquarters.

Seen here today are (l to r): President Kwame Nkrumah of Ghana and President Sukarno of Indonesia. At the centre is Jawaharlal Nehru, Prime Minister of India.




Fifteenth Session of UN General Assembly
Leading statesmen from all over the world are attending the UN General Assembly now holding its fifteenth session at Headquarters.

Seen here, left to right, are: Gamal Abdel Nasser, President of the United Arab Republic; Dr. Sukarno, President of the Republic of Indonesia; Jawaharlal Nehru, Prime Minister of India; Dr. Kwame Nkrumah, President of the Republic of Ghana; and Mr. Saeb Salaam, President of the Council of Ministers of Lebanon.

04 October 1960
United Nations, New York






18 May 1956, Washington, DC, USA --- Washington, D.C.: Indonesian president Sukarno, speaking at a national press club luncheon today, warned that failure to end colonialism in Asia and Africa will mean the disruption of the United Nations and other world organizations. --- Image by © Bettmann/CORBIS © Corbis. All Rights Reserved.




29 Sep 1960, New York, New York, USA --- 9/29/1960-New York, NY- United Arab Republic President Gamal Abdel Nasser (L) and Indonesian President Achmed Sukarno (C) clink glasses with their host, Indian Prime Minister Jawaharlal Nehru, at a reception at India House. The glasses contain fruit punch. --- Image by © Bettmann/CORBIS 




24 May 1956, New York, New York, USA - Achmed Sukarno Shaking Hands with Dag Hammarskjold --- Image by © Bettmann/CORBIS




06 Oct 1960, Washington, DC, USA -10/6/1960-Washington, DC- President Eisenhower and Indonesian President Achmed Sukarno confer as they are about to rise for a final pose following their conference at the White House. Sukarno, one of the five neutralist leaders who sponsored a resolution in the U.N. proposing an Eisenhower-Khrushchev meeting, said afterwards that he still believes the two top leaders should meet. In the background is the acting Secretary of State, Douglas Dillon. --- Image by © Bettmann/CORBIS




06 Oct 1960, New York, New York, USA --- 10/6/1960-New York, NY- Soviet Premier Nikita Khrushchev (L) stands silently by, as President Sukarno of Indonesia speaks to newsmen outside the Soviet U.N. delegation headquarters. Sukarno spoke to reporters after a 40-minute meeting with the Soviet Premier. Before his departure from the U.S., Sukarno issued a gloomy statement saying the session had accomplished very little. --- Image by © Bettmann/CORBIS




President of Indonesia Visits United Nations
Dr. Sukarno, President of the Republic of Indonesia, who is at present traveling through the United States, paid an official visit to United Nations Headquarters, in New York. This picture was taken in the Security Council chamber during the President's tour of the UN buildings. 

Dr. Sukarno (in white uniform) with (from left to right): Mr. Roeslan Abd
oulgani, Minister for Foreign Affairs of Indonesia; Mr. Hamimzar, of the Indonesian Embassy in Washington; Mr. Jehan de Noue, UN Chief of Protocol; Dr. Sudjarwo Tjondrenegoro, Permanent Representative of Indonesia to the United Nations; and Mr. Dag Hammarskjöld, Secretary-General of the UN, who acted as guide.

24 May 1956
United Nations, New York











Senin, 24 September 2012

Di Tubuh 'Raksasa' Airbus 380 Ada Komponen Pesawat Made in Bandung

Kinerja PT Dirgantara Indonesia (PT DI) semakin membaik secara keuangan maupun pengerjaan proyek. Pelan-pelan tapi pasti, BUMN pesawat terbang nasional ini semakin dipercaya oleh produsen pesawat dunia seperti Airbus, Prancis. 

Bahkan pesawat raksasa Airbus 380, ada komponen sayapnya merupakan produksi PT DI di Bandung. Airbus A380 sebuah pesawat 'raksasa' dua tingkat, dengan empat mesin yang mampu menampung 850 penumpang.

"Pesanan komponen misalnya dengan Airbus mengerjakan komponen Airbus 320, 330, 340, 380, dan 350. Jadi kalau lihat pesawat Airbus 380 yang gagah, itu bagian dari sayapnya adalah buatan Bandung dengan kontrak lifetime. Sepanjang Perusahaan Airbus masih buat pesawat maka pesannya akan ke DI terus," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (7/9/2012)

Dahlan menuturkan, PT DI saat ini memecahkan rekor mendapatkan pekerjaan yang terbanyak, nilainya itu di atas Rp 7 triliun, yang dalam tiga tahun harus selesai. Misalnya pembuatan Helikopter yang harus dipenuhi ada 68 yang harus dikerjakan. 

"Sisa pesawat CN-212 yang dulu itu kan masih ada 6 yang belum laku lalu diminati Merpati. Tapi belakangan pun Merpati tidak kebagian. Pesanan dari luar untuk pasar ke mereka dari negara di sekitar kita juga," katanya.

Menurut Dahlan pemesanan dari Airbus menjadi harapan PT DI karena dipesan secara kontinyu. Sayangnya Dahlan tidak tahu berapa nilainya, namun ia memastikan pembuatan komponen pesawat mencapai 25% dari keseluruhan omzet PT DI. 

"Kita juga jadi subkontrak dari Boeing Korea. Maksudnya, pabrik Boeing pusat memesan komponen ke Korea dan Boeing Korea memesan ke kita, ada ribuan komponen yang wujudnya lebih kecil," katanya.

Selasa, 18 September 2012

Kisah Genius Indonesia berkarya di Luar Negeri (1)

1. Prof Nelson Tansu, PhD- Pakar Teknologi Nano



Berita dari Medan itu membuat Nelson Tansu lemas. Di Universitas Lehigh, Pennsylvania, Amerika Serikat, tempatnya bekerja sehari-hari, Agustus 2 tahun lalu ia meradang. Kabar itu demikian membuatnya shocked: mama tercintanya, Auw Lie Min, dan papa tersayangnya, Iskandar Tansu, direktur percetakan PT Mutiara Inti Sari, tewas. Mereka dibunuh oleh perampok di area perkebunan karet PTPN II Tanjung Morawa.

Peristiwa itu sempat membuatnya "tak percaya" terhadap Indonesia. Pria kelahiran 20 Oktober 1977 ini adalah seorang jenius. Ia adalah pakar teknologi nano. Fokusnya adalah bidang eksperimen mengenai semikonduktor berstruktur nano.

Teknologi nano adalah kunci bagi perkembangan sains dan rekayasa masa depan. Inovasi-inovasi teknologi Amerika, yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari seluruh orang di dunia, bertopang pada anak anak muda brilian semacam Nelson. Nelson, misalnya, mampu memberdayakan sinar laser dengan listrik superhemat. Sementara sinar laser biasanya perlu listrik 100 watt, di tangannya cuma perlu 1,5 watt.

Penemuan-penemuannya bisa membuat lebih murah banyak hal. Tak mengherankan bila pada Mei lalu, di usia yang belum 32 tahun, Nelson diangkat sebagai profesor di Universitas Lehigh. Itu setelah ia memecahkan rekor menjadi asisten profesor termuda sepanjang sejarah pantai timur di Amerika. Ia menjadi asisten profesor pada usia 25 tahun, sementara sebelumnya, Linus Pauling, penerima Nobel Kimia pada 1954, menjadi asisten profesor pada usia 26 tahun. Mudah bagi anak muda semacam Nelson ini bila ingin menjadi warga negara Amerika.

Amerika pasti menyambutnya dengan tangan terbuka. "Apakah tragedi orang tuanya membikin Nelson benci terhadap Indonesia dan membuatnya ingin beralih kewarganegaraan?" "Tidak. Hati Saya tetap melekat dengan Indonesia," katanya kepada Tempo. Nelson bercerita, sampai kini ia getol merekrut mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan riset S-2 dan S-3 di Lehigh. Ia masih memiliki ambisi untuk balik ke Indonesia dan menjadikan universitas di Indonesia sebagai universitas papan atas di Asia.

Jawaban Nelson mengharukan. Nelson adalah aset kita. Ia tumbuh cemerlang tanpa perhatian negara sama sekali. Bila Koran Tempo kali ini menurunkan liputan khusus mengenai orang-orang seperti Nelson, itu karena koran ini melihat sesungguhnya kita cukup memiliki ilmuwan dan pekerja profesional yang berprestasi di luar negeri. Diaspora kita bukan hanya tenaga kerja Indonesia. Kita memiliki sejumlah Nelson lain—di Amerika, Eropa, dan Jepang. Orang orang yang sebetulnya, bila diperhatikan pemerintah, akan bisa memberikan sumbangan berarti bagi kemajuan Indonesia.

2. MUHAMMAD ARIEF BUDIMAN: MERAH-PUTIH DI SAINT LOUIS




Matahari setengah rebah di Medari, Sleman, Yogyakarta. Asar sudah datang. Zakaria bergegas mencari anaknya, Muhammad Arief Budiman. Dia bisa berada di mana saja: di sawah, di kebun salak pondoh, atau—jika sedang beruntung—ia akan ditemukan di sekitar rumah. Zakaria harus menemukannya sebelum matahari terlalu rebah, agar anaknya tak melewatkan salat asar dan mengaji di musala.

Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat. Tiga puluh tahun kemudian....

Di sebuah ruang kerja di kompleks Orion Genomic, salah satu perusahaan riset bioteknologi terkemuka di negeri itu, seorang lelaki Jawa berwajah "dagadu"—sebab senyum tak pernah lepas dari bibirnya—kerap terlihat sedang salat. Dialah anak Zakaria itu. Pada mulanya bercita-cita menjadi pilot, lalu ingin jadi dokter karena harus berkacamata sewaktu SMP, anak pekerja pabrik tekstil GKBI itu sekarang menjadi motor riset utama di Orion. Jabatannya: Kepala Library Technologies Group. Menurut BusinessWeek, ia merupakan satu dari enam eksekutif kunci perusahaan genetika itu.

Genetika adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari gen, pembawa sifat pada makhluk hidup. Peran ilmu ini bakal makin sentral di masa depan: dalam peperangan melawan penyakit, rehabilitasi lingkungan, hingga menjawab kebutu*an pangan dunia.

Arief tak hanya terpandang di perusahaannya. Namanya juga moncer di antara sejawatnya di negara yang menjadi pusat pengembangan ilmu tersebut: menjadi anggota American Society for Plant Biologists dan—ini lebih bergengsi baginya karena ia ahli genetika tanaman—American Association for Cancer Research.

Asosiasi peneliti kanker bukan perkumpulan ilmuwan biasa. Dokter bertitel PhD pun belum tentu bisa "membeli" kartu anggota asosiasi ini. Agar seseorang bisa menjadi anggota asosiasi ini, ia harus aktif meneliti penyakit kanker pada manusia. Ia juga harus membawa surat rekomendasi dari profesor yang lebih dulu aktif dalam riset itu serta tahu persis riset dan kontribusi orang itu di bidang kanker. Arief mendapatkan kartu itu karena, "Meskipun latar belakang saya adalah peneliti genome tanaman, saya banyak melakukan riset genetika mengenai kanker manusia," ujarnya.

Kita pun seperti melihat sepenggal kecil sejarah Indonesia yang sedang diputar ulang. Pada akhir 1955, ahli genetika (dulu pemuliaan) tanaman kelahiran Jawa yang malang-melintang di Eropa dan Amerika, Joe Hin Tjio, dicatat dengan tinta emas dalam sejarah genetika karena temuannya tentang genetika manusia. Ia menemukan bahwa kromosom manusia berjumlah 46 buah—bukan 48 seperti keyakinan ahli genetika manusia di masa itu ("The Chromosome Number of Man. Jurnal Hereditas vol. 42: halaman 1-6, 1956). Tjio—lahir pada 1916, wafat pada 2001—bisa menghitung kromosom itu dengan tepat setelah ia menyempurnakan teknik pemisahan kromosom manusia pada preparat gelas yang dikembangkan Dr T.C. Hsu di Texas University, Amerika Serikat.

3. Prof Dr. KHOIRUL ANWAR: TERINSPIRASI KISAH FIRAUN




Bangkai burung, balsam gosok, dan kisah mumi Firaun. Siapa mengira tiga benda sepele itu ada gunanya. Tapi itulah trio yang “menghidupkan” pria kampung seperti Khoirul Anwar. Dia kini menjadi ilmuwan top di Jepang. Wong ndeso asal Dusun Jabon, Desa Juwet, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, itu memegang dua paten penting di bidang telekomunikasi. Dunia mengaguminya. Para ilmuwan dunia berkhidmat ketika pada paten pertamanya Khoirul, bersama koleganya, merombak pakem soal efisiensi alat komunikasi seperti telepon seluler.

Graduated from Electrical Engineering Department, Institut Teknologi Bandung (with cum laude honor) in 2000. Master and Doctoral degree is from Nara Institute of Science and Technology (NAIST) in 2005 and 2008, respectively. Dr. Anwar is a recipient of IEEE Best Student Paper award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006, California, USA.
.

Prof Dr. Khoirul Anwar adalah pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang Warga Negara Indonesia yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.

Dia mengurangi daya transmisi pada orthogonal frequency division multiplexing. Hasilnya, kecepatan data yang dikirim bukan menurun seperti lazimnya, melainkan malah meningkat. “Kami mampu menurunkan power sampai 5dB=100 ribu kali lebih kecil dari yang diperlukan sebelumnya,” kata dia. Dunia memujinya. Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada 2007.

Pada paten kedua, lagi-lagi Khoirul menawarkan sesuatu yang tak lazim. Untuk mencapai kecepatan yang lebih tinggi, dia menghilangkan sama sekali guard interval (GI). “Itu mustahil dilakukan,” begitu kata teman-teman penelitinya. Tanpa interval atau jarak, frekuensi akan bertabrakan tak keruan. Persis seperti di kelas saat semua orang bicara kencang secara bersamaan.

Istilah ilmiahnya, terjadi interferensi yang luar biasa. Namun, dengan algoritma yang dikembangkan di laboratorium, Khoirul mampu menghilangkan interferensi tersebut dan mencapai performa (unjuk kerja) yang sama. “Bahkan lebih baik daripada sistem biasa dengan GI,” kata pria 31 tahun ini.

Dua penelitian istimewa itu mungkin tak lahir bila dulu Khoirul kecil tak terobsesi pada bangkai burung, balsam yang menusuk hidung, serta mumi Firaun. Bocah kecil itu begitu terinspirasi oleh kisah Firaun, yang badannya tetap utuh sampai sekarang. Dia pun ingin meniru melakukan teknologi “balsam” terhadap seekor burung kesayangannya yang telah mati. “Saya menggunakan balsam gosok yang ada di rumah,” kata anak kedua dari pasangan Sudjianto (almarhum) dengan Siti Patmi itu.

Khoirul berharap, dengan percobaannya itu, badan burung tersebut bisa awet dan mengeras. Dengan semangat, ia pun melumuri seluruh tubuh burung tersebut dengan balsam gosok. Sayangnya, hari demi hari berjalan, kata anak petani ini, “Teknologi balsam itu tidak pernah berhasil.” Penelitian yang gagal total itu rupanya meletikkan gairah meneliti yang luar biasa pada Khoirul. Itulah yang mengantarkan alumnus Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung tersebut kini menjadi asisten profesor di JAIST, Jepang. Dia mengajar mata kuliah dasar engineering, melakukan penelitian, dan membimbing mahasiswa. Saat ini Khoirul sedang menekuni dua topik penelitian yang dilakukan sendiri dan enam topik penelitian yang digarap bersama enam mahasiswanya.

Jumat, 14 September 2012

WEEKEND DI BANDUNG? MAU KE MANA?





 
Lagi weekend di Bandung terus tidak ada yang dikerjakan daripada diam saja di hotel mendingan jalan-jalan. Berikut  tempat-tempat wisata di Bandung Kota baik yang gratisan maupun berbayar: 
  1. Taman Makam Pahlawan – Cikutra Bandung
  2. Museum Geologi – Jl Diponegoro
  3. Gedung Sate Bandung (Kantor Gubernur Jawa Barat)
  4. Lapangan Gasebu (Gabungan Sepakbola Bandung Utara)
  5. Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat – Jl. Dipatiukur
  6. Kebun Binatang Bandung – Jl. Tamansari
  7. Taman Ganesha – Jl. Ganesha
  8. Taman Lansia – Jl. Cisangkuy
  9. Taman Kantor Pemerintah Kota Bandung
  10. Bandung Tempo Doeloe – Jl. Braga
  11. Pusat Perbelanjaan Jins – Jl. Cihampelas
  12. Pusat Perbelanjaan Pasar Baru – Jl. Otto
  13. Pusat Perbelanjaan Kings Plaza – Jl. Kepatihan
  14. Pusat Sepatu dan Tas Cibaduyut – Jl. Cibaduyut
  15. Pusat Factory Outlet Jalan Riau dan Jalan Dago
  16. Monumen Hussein Sastranegara – Jl. Pajajaran
  17. Museum Pos Indonesia – Jl. Cisanggarung
  18. Taman Kota Bandung – Jl. Merdeka
  19. Taman Ade Irma Suryani Nasution (Taman Lalu Lintas) – Jl. Sumatera
  20. Museum Mandala Wangsit Siliwangi – Jl. Lembong
  21. Museum Konferensi Asia Afrika – Jl. Asia Afrika
  22. Alun-alun dan Masjid Agung – Jl. Asia Afrika
  23. Museum Sri Baguda – Jl. Lingkar Selatan
  24. Monumen Bandung Lautan Api – Jl. M. Toha
  25. Taman Tegalega – Astana Anyar
Tempat-tempat wisata di Bandung Utara:
  1. Taman Budaya Dago – Dago
  2. Curug Dago – Dago
  3. Taman Hutan Dago Pakar dan Gua Belanda/Jepang
  4. Curug Omas – Taman Wisata Maribaya
  5. Monumen Pasir Pahlawan Otto Iskandar Dinata – Lembang
  6. Arena Pemancingan Bonita – Lembang
  7. Teropong Bintang Bosscha – Lembang
  8. Wisata Lembang – Bandung
  9. Alam Jalur Alternatif Lembang-Dago
  10. Vila Istana Bunga – Cihideung Lembang
  11. Taman Hutan Jaya Giri – Lembang
  12. Situ Lembang – Lembang
  13. Bumi Perkemahan Cikole
  14. Kawah Ratu – Gunung Tangkuban Parahu
  15. Kawah Upas – Gunung Tangkuban Parahu
  16. Kawah Domas – Gunung Tangkuban Parahu
  17. Perkebunan Teh Subang – Jawa Barat
  18. Pemandian Air Panas Ciater
  19. Taman Bunga Cihideung – Jl. Sersan Bajuri
  20. Spirit Camp & Sahabat Alam – Jl. Sersan Bajuri
  21. Taman Bunga Parongpong
  22. Kebun Strawbery Parongpong
  23. Curug Cimahi – Cisarua
Tempat-tempat wisata di Bandung Selatan:
  1. Wisata Petik Strawbery – Ciwidey
  2. Soreang Jalur Utama Bandung-Ciwidey
  3. Ciwidey dan Alam Bandung Selatan
  4. Jalan Mendaki ke Kawah Putih
  5. Kawah Putih Gunung Patuha – Ciwidey
  6. Bumi Perkemahan Ranca Upas – Ciwidey
  7. Penangkaran Rusa Ranca Upas – Ciwidey
  8. Pemandian Air Panas Walini – Ciwidey
  9. Kolam Renang Air Panas Cimanggu
  10. Perkebunan Teh Rancabali – Ciwidey
  11. Telaga/Situ Patengan Ciwidey
  12. Perkebunan Teh Gambung – Ciwidey
  13. Perkebunan Sayur – Pangalengan
  14. Situ Cipanunjang – Pangalengan
  15. Situ Cileunca – Pangalengan
  16. Kawah Kamojang – Paseh Jawa Barat
Tempat-tempat wisata di Bandung Barat:
  1. Leuwi Opat Curug Tilu – Desa Cihanjuang Rahayu Parongpong
  2. Monumen Taman R.A. Kartini – Baros Cimahi
  3. Puspa Iptek Kota Baru Parahyangan – Padalarang
  4. Perbukitan Karst/Kapur Citatah – Padalarang
  5. Lembah Cimeta Citarum Purba – Padalarang
  6. Alam Persawahan Padalarang-Cianjur
  7. Situs Megalit Gunung Padang (terbesar se-Asia Tenggara)
  8. Waduk Ciburuy – Padalarang
  9. Waduk/Bendungan Saguling – Jawa Barat
  10. Pemandian Air Cipanas – Jawa Barat
  11. Gua Pawon – Jawa Barat
  12. Gua Sang Hyang Tikoro – Jawa Barat
  13. Arung Jeram Citarum
Tempat-tempat wisata di Bandung Timur:
  1. Saung Angklung Mang Udjo – Padasuka
  2. Padepokan Dayang Sumbi (Budidaya Ulat Sutera) – Arcamanik
  3. Warung Bandrek “Warban” Sekejolang – Ciburial
  4. Caringin Tilu – Pegunungan Manglayang
  5. Oray Tapa – Pegunungan Manglayang
  6. Curug Cinulang/Sindulang – Cicalengka
  7. Situs Kerajaan Kendan – Nagrek
  8. Situs Legenda Ciung Wanara – Karangkamulyan
Tempat-tempat wisata sekitar Bandung:
  1. Candi Cangkuang dan Situ Cangkuang – Garut
  2. Rumah Adat Kampung Pulo – Garut
  3. Situ Bagendit – Garut
  4. Kawah Kamojang – Majalaya
  5. Wisata Alam Nagrek-Tasik-Banjar-Pangandaran
  6. Masjid Agung dan Alun-Alun Ciamis
  7. Agrowisata Lembah Putri – Pangandaran
  8. Goa Donan – Pangandaran
  9. Pantai Karang Nini – Pangandaran
  10. Pantai Timur Pangandaran
  11. Pantai Barat Pangandaran
  12. Cagar Alam Pananjung Pangandaran
  13. Pantai Ujung Genteng – Sukabumi
  14. Pantai Pelabuhan Ratu – Sukabumi
  15. Pantai Cimaja Cikakak – Sukabumi (surfing)
  16. Pantai Karang Pakpak – Sukabumi (surfing)
  17. Pantai Ombak Tujuh – Sukabumi (surfing)
  18. Pondok Halimun – Sukabumi
  19. Curug Cibereum – Sukabumi
  20. Curug Pareang – Sukabumi
  21. Situ Gunung – Sukabumi
  22. Curug Cikaso – Sukabumi
  23. Air Panas Cisolok – Cipanas
  24. Obyek Wisata Cibangban – Jawa Barat

Minggu, 02 September 2012

5 Tempat Favorit Untuk Bulan Madu Di Indonesia

Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri hanya untuk menikmati bulan madu atau honeymoon yang romantis. Negeri kita Indonesia yang terbentang luas dari Sabang sampai Merauke, juga memiliki banyak tempat yang asik, eksotis dan tak terlupakan. Ingin tahu dimana saja?

1. Pulau Moyo, Nusa Tenggara Barat
Sebagian pula yang terletak 1,5 km arah Utara lepas pantai Pulau SUmbawa ini masih tertutup hutan, namun dibagian tengahnya terhampar padang rumput yang cukup luas. Hamparan pasir putih dan indahnya terumbu karang serta ikan warna-warni yang menghias pantai serta laut, dijamin membuat kita terkagum-kagum.

Selain itu, air tawar yang mengalir di sungai-sungai dengan begitu melimpahnya, lengkap dengan air terjun serta kolam-kolam alami, sudah pasti menambah keindahan pulau ini. Sebuah resor mewah, Amanwana pun telah telah didirikan untuk melayani wisatawan. Konon, tokoh-tokoh ternama seperti Lady Di dan Mick Jagger sudah pernah menginap disana lho. Kamu-kamu nggak mau kalah kan sama mereka?


pulau Moyo

2. Desa Ubud, Bali
Julukan ‘Heaven for Spa Lovers’ tepat diraih desa yang terkenal dengan budaya, keunikan citarasa dan kealamiannya ini. Para pasangan baru akan mendapat ketenangan jiwa raga dengan melihat pemandangan pegunungan yang hijau dan indahnya sawah bertingkat.

Desa ini juga diyakini bisa memberikan inspirasi dan sejuta ketenangan. Tempat ini dirasa benar-benar cocok untuk semua orang yang mendambakan kadamaian dan ketenangan. Artinya, sangat pas bagi pasangan baru yang ingin berduaan dong…


Ubud-Bali

3. Taman Laut Bunaken, Manado, Sulawesi Utara
Bunaken adalah sebuah pulau di Teluk Manado, nah di sekitar pulau tersebut terdapat Taman Laut bunaken yang eksotis. Taman laut ini merupakan salah satu laut yang memiliki biodiversitas kelautan tertinggi di dunia lho. Tak heran aktivitas scuba diving menarik banyak pengunjung (wisatawan).

Bagi pasangan yang menyukai pantai lengkap dengan segala aktivitasnya, Bunaken merupakan tempat yang tepat untuk kamu. Apalagi ada resor yang berlokasi sangat strategis dengan pemandangan alam Bunaken yang indah, dijamin tak terlupakan deh bulan madu kamu. [weddingku/mel]


Bunaken

4. Kampung Sampireun Garut
Jika Anda menginginkan bulan madu yang kental dengan suasana pedesaan Sunda yang lengkap dengan bale-bale, masakan Sunda, musik Sunda, maka Kampung Sampireun bisa menjadi pilihan Anda.

Kampung Sampireun terletak di Ciparay, desa Sukakarya, Garut, Jawa Barat. Kampung Sampireun ini menawarkan semua kesederhanaan sekaligus kenyamanan fasilitas yang Anda butuhkan untuk bulan madu Anda. Dengan pemandangan yang indah dan lingkungan yang tenang, udara bersih dan segar itu menjadikan resort ini tempat yang tepat untuk pasangan yang ingin berbulan madu. Saat Anda tiba di sana, sajian alam pertama yang dapat Anda nikmati adalah pemandangan sebuah danau dengan rumah-rumah berdinding bambu yang menjorok di atas danau begitu tiba di lobi. Dominasi antara bambu dan kayu menjadi unsur dominan di dalam dan luar ruang pondok Kampung Sampireun ini.




5. Nusa Dua - Bali
Kalau di Kuta kita biasa liat sunset, di Nusa Dua kita bs berburu sunrise. rimbun dengan hotel2 mewah yang langsung berada di bibir pantai, tempat ini enak buat bulan madu (apalagi relatif lebih sepi jika dibanding dengan kuta). Lantaran banyak hotel mewah itulah, akhirnya tempat ini pun nampak kali ke-elit-annya.



Nusa Dua berlokasi di ujung selatan Bali menghadap ke timur, 10 km/20 menit dari airport. Di sekeliling pantai, kontur jalan naik turun dengan batu karang gamping dimana2. masyarakat sekitar banyak yang berprofesi sebagai petani rumput laut. Fyi, menurut Biro Pusat Statistik sebagaimana dituliskan oleh sebuah sumber, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor rumput laut yang cukup penting di Asia, dan 2.5% produksi rumput laut di Indonesia berasal dari hasil budidaya Eucheuma spinosum di Bali.

Sumber