Kinerja PT Dirgantara Indonesia (PT DI) semakin membaik secara keuangan maupun pengerjaan proyek. Pelan-pelan tapi pasti, BUMN pesawat terbang nasional ini semakin dipercaya oleh produsen pesawat dunia seperti Airbus, Prancis.
Bahkan pesawat raksasa Airbus 380, ada komponen sayapnya merupakan produksi PT DI di Bandung. Airbus A380 sebuah pesawat 'raksasa' dua tingkat, dengan empat mesin yang mampu menampung 850 penumpang.
"Pesanan komponen misalnya dengan Airbus mengerjakan komponen Airbus 320, 330, 340, 380, dan 350. Jadi kalau lihat pesawat Airbus 380 yang gagah, itu bagian dari sayapnya adalah buatan Bandung dengan kontrak lifetime. Sepanjang Perusahaan Airbus masih buat pesawat maka pesannya akan ke DI terus," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (7/9/2012)
Dahlan menuturkan, PT DI saat ini memecahkan rekor mendapatkan pekerjaan yang terbanyak, nilainya itu di atas Rp 7 triliun, yang dalam tiga tahun harus selesai. Misalnya pembuatan Helikopter yang harus dipenuhi ada 68 yang harus dikerjakan.
"Sisa pesawat CN-212 yang dulu itu kan masih ada 6 yang belum laku lalu diminati Merpati. Tapi belakangan pun Merpati tidak kebagian. Pesanan dari luar untuk pasar ke mereka dari negara di sekitar kita juga," katanya.
Menurut Dahlan pemesanan dari Airbus menjadi harapan PT DI karena dipesan secara kontinyu. Sayangnya Dahlan tidak tahu berapa nilainya, namun ia memastikan pembuatan komponen pesawat mencapai 25% dari keseluruhan omzet PT DI.
"Kita juga jadi subkontrak dari Boeing Korea. Maksudnya, pabrik Boeing pusat memesan komponen ke Korea dan Boeing Korea memesan ke kita, ada ribuan komponen yang wujudnya lebih kecil," katanya.
Bahkan pesawat raksasa Airbus 380, ada komponen sayapnya merupakan produksi PT DI di Bandung. Airbus A380 sebuah pesawat 'raksasa' dua tingkat, dengan empat mesin yang mampu menampung 850 penumpang.
"Pesanan komponen misalnya dengan Airbus mengerjakan komponen Airbus 320, 330, 340, 380, dan 350. Jadi kalau lihat pesawat Airbus 380 yang gagah, itu bagian dari sayapnya adalah buatan Bandung dengan kontrak lifetime. Sepanjang Perusahaan Airbus masih buat pesawat maka pesannya akan ke DI terus," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (7/9/2012)
Dahlan menuturkan, PT DI saat ini memecahkan rekor mendapatkan pekerjaan yang terbanyak, nilainya itu di atas Rp 7 triliun, yang dalam tiga tahun harus selesai. Misalnya pembuatan Helikopter yang harus dipenuhi ada 68 yang harus dikerjakan.
"Sisa pesawat CN-212 yang dulu itu kan masih ada 6 yang belum laku lalu diminati Merpati. Tapi belakangan pun Merpati tidak kebagian. Pesanan dari luar untuk pasar ke mereka dari negara di sekitar kita juga," katanya.
Menurut Dahlan pemesanan dari Airbus menjadi harapan PT DI karena dipesan secara kontinyu. Sayangnya Dahlan tidak tahu berapa nilainya, namun ia memastikan pembuatan komponen pesawat mencapai 25% dari keseluruhan omzet PT DI.
"Kita juga jadi subkontrak dari Boeing Korea. Maksudnya, pabrik Boeing pusat memesan komponen ke Korea dan Boeing Korea memesan ke kita, ada ribuan komponen yang wujudnya lebih kecil," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar