Kamis, 26 April 2012

Keren ! Pulau Tropis Indoor Di Jerman Dibangun Oleh Desainer Bali


Negara-negara di Benua Eropa tidak memiliki hutan hujan tropis karena iklimnya yang dingin. Namun, mereka tidak habis akal.Di Jerman, Anda bisa melihat hutan hujan besar, yang terletak di dalam ruangan dan menjadi atraksi wisata unik. Tempat wisata ini bernama Tropical Island, terletak di kota kecil Krausnick, tidak jauh dari Ibu Kota Jerman, Berlin.Tropical Island merupakan sebuah kubah besar berukuran 6,7 kilometer persegi, sama dengan delapan buah lapangan bola. Kubah ini memiliki tinggi 107 meter, lebih tinggi dari Patung Liberty dan Menara Eiffel.Tropical Island berisi hutan hujan, juga kompleks spa dan sauna terbesar di Eropa. Tempat wisata ini juga menjadi rumah bagi 29.000 tanaman dan hewan-hewan tropis lainnya.
Hutan hujan yang ada di Tropical Island bukanlah buatan, melainkan pohon-pohon asli yang terdiri dari 50.000 pohon, semak, dan tanaman-tanaman lain. Ada 600 spesies pohon dan tanaman, dari pohon setinggi 18 meter hingga anggrek yang menjuntai dari dahan pohon. Adapula berbagai jenis palem, semak, dan pohon-pohon bakau. kebanyakan tanaman diambil langsung dari hutan-hutan di Asia Pasifik dan Amerika Selatan.Di hutan buatan ini terdapat rawa-rawa bakau yang memberikan pemandangan luar biasa. Dari atas jembatan di atas rawa, pengunjung dapat melihat berbagai fauna air eksotis seperti ikan arwana dan ikan hiu, yang merupakan spesies-spesies asli dari Amerika Selatan.
Selain dapat menikmati hutan hujan sambil berjalan-jalan di sekitarnya, pengunjung juga dapat menikmati hutan dari atas dengan menaiki wahana Island Ballooning. Atau, balon udara yang terbang setinggi 60 meter ke atas kubah Tropical Island sehingga pengunjung dapat melihat keseluruhan isi tempat wisata ini.Ada pula pantai buatan seluas 3.200 meter persegi bernuansa Bali yang disebut Bali Lagoon. Pantai didesain oleh orang Bali asli, Made Wijaya, yang telah dikenal sebagai desainer taman terkenal. Pantai ini benar-benar menggunakan air laut, pasir, serta pohon-pohon kelapa di sekelilingnya.

Bagi pengunjung yang lelah berjalan dan bermain di Tropical Islandtempat wisata ini memiliki desa-desa kecil yang berisi pondokan makanan dan tempat istirahat. Desa- desa ini memiliki berbagai macam tema, seperti Paviliun Bali, Rumah Borneo, Samoa Fale, dan Pondok Thailand. Semua bangunan yang ada dibuat sama persis dengan bangunan dari tempat-tempat asalnya, yaitu Bali, Kalimantan, Samoa, dan Thailand.Selain desa-desa ini, ada pula panggung pertunjukan, tempat para staf penghibur Tropical Island setiap malam menghibur para pengunjung. Panggung tersebut bernama Wayang Stage, dimana pengunjung akan dihibur dengan pertunjukan tari, nyanyian, bahkan atraksi akrobat.
Masih banyak atraksi dan wahana yang ada di Tropical Island, antara lain water park, kolam renang yang berisi seluncuran-seluncuran air. Di water park adapula seluncuran tertinggi di Jerman, yang memiliki tinggi 27 meter dan kecepatan luncur 70 kilometer per jam.Tropical Island memang wahana yang cocok untuk keluarga, terutama anak-anak. Untuk orang dewasa, bisa menikmati fasilitas sauna dan spa ala Thailand dan Bali, serta berolahraga di fitness club-nya.
Tropical Island adalah wahana ramah lingkungan karena menggunakan air kolam renang yang didaur ulang untuk mengairi hutan-hutan di dalamnya. Tempat wisata ini juga menggunakan sinar matahari sebagai pembangkit listriknya. Untuk menambah suasana tropis, terkadang disiramkan air dari atas kubah, seakan-akan hujan sedang turun.Tiket masuk ke Tropical Island ini cukup beragam, untuk dewasa dikenakan biaya USD37 (sekira Rp340 ribu) dan untuk anak-anak usia 4-14 tahun dikenakan biaya USD30 (Rp275 ribu). Saat masuk, pengunjung akan diberikan gelang berisi chip yang akan merekam semua kegiatan dan wahana yang dinaiki. Semua pembayaran dilakukan saat keluar dari Tropical Island.

Lan Fang "Kartini" Surabaya di Dunia Sastra



Oleh Syamsiar Hidayah 
Meski telah meninggal dunia beberapa bulan lalu, nama Lan Fang, masih serng disebut-sebut. Bahkan karya sastranya terus bermunculan di media massa. Utyu membuktikan banyak pecinta Lan Fang di negeri ini. Bahkan dr Ananto Sidohutomo, dokter yang pernah merawat wanita Surabaya yang setia menggeluti dunia sastra itu, kini makin menyukai karya sastra Lan Fang. Ia mengaku sangat kehilangan perempuan rendah hati yang meninggal 25 Desember 2011 lalu itu di Singapura. Menurut dr Ananto Sidhohutomo, Lan Fang adalah "Kartini" baru dari Surabaya dari dunia sastra. Dia rajin memberi inspirasi agar semakin banyak wanita Surabaya menggeluti dunia sastra. Semakin banyak wanita Surabaya menyuarakan isi hatinya melalui kolom-kolom sastra di media massa.

dr Ananto Sidohutomo kemudian menggagas acara Festival Lan Fang yang penyelenggaraannya sudah dilakukan sejak awal Desember dan berujung pekan lalu. Festival itu, diawali dengan pembacaan cerpen karya Lan Fang di gedung baru Suara Surabaya Media, Selasa (3/12). "Dunia sastra dan dunia aktivitas sosial dan kemanusiaan, adalah rumah Lan Fang" kata dokter itu yang juga menjadi owner, pendiri Bidadariku.
Sekitar lima bulan sebelum meninggal, Lan Fang menggelar parade sastra. Acara itu untuk mencari dana bagi seorang sastrawati yang sedang menderita kanker payudara. "Saat itu, Lan Fang, menghubungi saya dan mengkonsultasikan penyakit sastrawan itu. Kemudian saya beri tahu, pengobatannya dan perkiraan biaya," jelas dr Ananto.
Dengan semangat Lan Fang mendengarkan dan mengharapkan parade sastra yang digelarnya itu bisa membantu sastrawati itu berobat. Dan saat ini, sastrawati itu sudah operasi dan sedang menjalani kemoterapi untuk proses penyebuhan. "Dan ketika Lan Fang meninggal di Singapura, ternyata penyebabnya adalah kanker hati dan kanker tulang, yang penyebab primernya adalah kanker payudara," ungkap dr Ananto.
Tapi Lan Fang tidak pernah mengeluh, atau mengungkapkan penyakitnya itu. Padahal sejak kenal dengan Lan Fang, dr Ananto sudah langsung mengajak Lan Fang menjadi aktivis di Bidadariku. Dengan penyebab kematian Lan Fang itu, dr Ananto menduga, Lan Fang sudah terkena kanker payudara itu sejak dua atau tiga tahun lalu.
"Pilihannya untuk menyembunyikan penyakit itu. Tapi ini menunjukkan betapa mulianya hidup Lan Fang, dia berusaha membuat hidupnya bermanfaat, meski sebenarnya dia sedang menderita," tandas dr Ananto.
Sementara itu, acara pembacaan cerpen dan puisi karya Lan Fang yang digelar kemarin, menampilkan beberapa tokoh yang hadir untuk membacanya. Diantaranya, Wakil Gubenur Jatim, Saifulah Yusuf atau Gus Ipul, anggota DPR RI Indah Kurnia, Direktur SS Media Erol Jonathan, Johan Budhi Sava dari TB Togamas, Jl Diponegoro, Ina Silas dari House of Sampoerna, M Shoim Anwar dari Unesa, penulis Surabaya Suparta Brata, dll.
Cerpen karya Lan Fang yang dibacakan dalam acara tersebut berjudul Qiu Shui Yi, Bai She Jing, dan Malam-Malam Nina. Hadir pula dalam acara itu, Gatot S Santoso, wakil ketua INTI (Indonesia Tionghoa) Jatim. Gatot yang tampil sebagai pembuka acara, menyebut INTI sangat kehilangan Lan Fang. "Pertama, Lan Fang adalah bagian dari pengurus INTI . Dia adalah aset yang luar biasa, dengan sosoknya yang tidak sekedar orang China," kata Gatot. Lan Fang juga sosok yang ringan tangan dan bisa mengenalkan INTI kepada luar komunitas Tionghoa.
Saat hari terakhir disemayangkan di Yayasan Adi Jasa, Gatot terkejut dengan banyaknya sahabat Lan Fang, yang datang dari berbagai kalangan. "Dia adalah seorang Indonesia. Tidak hanya seorang Tionghoa dan Budhis," tandas Gatot. Festival Lan Fang sendiri sebenarnya berakhir hingga 11 Maret 2012 lalu, namun diperpanjang sebulan kemudian. Kegiatannya meliputi talkshow di stasiun televisi lokal tentang Lan Fang pada 5 Januari, baca puisi karya Lan Fang di Bidadariku, Jl Trunojoyo 63 pada 8 Januari, dan musikalisasi di Matchbox Too, Jl Jawa 33 pada 5 Februari. Tanggal 16 dan 17 Februari, bedah novel "Perempuan Kembang Jepun" di perpustakaan kota Malang, dan lain sebagainya.
Ya, bukti banyak orang yang merasa kehilangan dengan kepergian sastrawati ini, banyak juga orang memberinya penilaian dan pujian yang beragam tentang Lan Fang. Saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan sosok dan karya sastrawan Lan Fang adalah inspirasi bagi semua orang. "Tidak ada alasan meragukannya. Lan Fang adalah inspirasi kita semua. Karya-karya maupun kepribadiannya sangat istimewa, meski saya hanya bertemu beberapa kali saja," ujar Syaifullah Yusuf di sela Parade Tokoh Bacakan Karya Lan Fang di sejumlah media Surabaya, Selasa lalu.
Gus Ipul, sapaan akran Wagub Jatim itu juga menilai, sang penulis memang telah wafat, namun karyanya pasti dan akan selalu dikenang sampai kapan pun. Dia menyebut Lan Fang sebagai contoh manusia yang total dalam dunianya, tidak mudah dan tak pernah mengeluh. "Lan Fang mengerti dan menjadikan hidup dalam arti sebenarnya. Tidak peduli apakah ada perbedaan ras maupun agama. Semua tak dijadikan penghalang dan sifat itulah yang keteladanan yang diperlihatkan Lan Fanang," kata Gus Ipul.
Selama Januari 2012, digelar sejumlah rangkaian kegiatan untuk mengenang Lan Fang, antara lain parade tokoh bacakan karya Lan Fang, diskusi, pembacaan puisi, musikalisasi, bedah novel, dan beberapa kegiatan lain. Puncaknya, pada pekan lalu bertepatan dengan hari kelahiran almarhumah, akan digelar pameran lukisan, seni rupa, foto, penjualan buku karya Lan Fang, penyuluhan dan konsultasi kanker serviks dan payudara, serta pemutaran video Lan Fang.
Sejauh mana Anda mengenai sosok Lan Fang? Novelis perempuan terkemuka asal Surabaya ini meninggal dunia dalam perawatan di Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura, Minggu siang akhir Desember 2011. Sekretaris Dewan Kesenian Surabaya Farid Syamlan mengatakan, Lan Fang yang telah menghasilkan beberapa novel dan cerita pendek itu meninggal karena menderita kanker hati. "Dia sebetulnya sudah lama menderita kanker hati, tapi tidak pernah dirasakan dan terus melakukan aktivitasnya. Sampai akhirnya parah dan tidak bisa disembuhkan," katanya. Lan Fang juga terkenal dengan novelnya "Perempuan Kembang Jepun" dan "Ciuman di Bawah Hujan". Dia sempat dirawat lama di Rumah Sakit RKZ Surabaya kemudian pindah ke Rumah Sakit Adi Husada. "Dari Adi Husada, Jumat (23/12) ia kemudian diterbangkan ke Singapura, namun nyawanya tidak tertolong," katanya.
Farid mengenang Lan Fang sebagai sastrawan perempuan yang sangat potensial yang dimiliki Surabaya dan Indonesia. Lan Fang dikenal memiliki semangat luar biasa untuk terus berkarya. "Setelah kepergian Lan Fang, para penulis novel perempuan di Indonesia dan khususnya Surabaya tentu akan kehilangan lawan untuk mengadu karya," kata Farid.
Lan Fang juga dikenal dengan julukan "Gus Durian" atau pengikut Gus Dur sehingga tidak aneh jika dia dekat dengan sejumlah tokoh ulama Nahdlatul Ulama. Pertemuan-pertemuannya dengan kalangan ulama itu seringkali kemudian ditulis oleh Lan Fang di sejumlah koran harian di Surabaya. Tulisan-tulisan ringan perempuan kelahiran Banjarmasin, 5 Maret 1970 tersebut seringkali memberi inspirasi karena menyangkut kehidupan seorang tokoh. ***
* Penulis adalah mahasiswi Ubhara, Surabaya

Rabu, 25 April 2012

Pengunjung Padati KRI Dewaruci di New Orleans


Malam Indonesia di KRI Dewaruci   


Pengunjung yang hadir disuguhkan makanan khas Indonesia seperti sate, bakso dan lainnya.


VIVAnews - Malam Indonesia di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat (AS), yang diselenggarakan di atas KRI Dewaruci Kamis malam 19 April 2012, minggu lalu dihadiri pejabat tinggi pemerintah, militer, pengusaha, professional dan tokoh penting masyarakat setempat. Karena keterbatasan tempat, kapal hanya bisa menampung 150-180 undangan.

Selain pameran promosi, pada malam itu ditampilkan berbagai pertunjukan seni tari Indonesia, yaitu Indang, Rampak, Reok Ponorogo serta tari Remo yang dibawakan oleh prajurit TNI Dewaruci.
Meskipun undangan yang naik ke kapal terbatas, pertunjukan kesenian Indonesia itu disaksikan oleh lebih dari 400 orang. Karena banyak penonton yang berdiri di darat di sepanjang dermaga, tempat KRI Dewaruci berlabuh. 
Acara diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal RI Houston, bekerjasama dengan KRI Dewaruci dan masyarakat Indonesia di Louisiana yang tergabung dalam IndonesianAmerican Community Association (IACA) dan Asia/Pacific American Society of New Orleans
KRI Dewaruci berada di New Orleans tanggal 17-23 April 2012, dalam rangka mengikuti festival kapal layar yang diselenggarakan pemerintah Amerika Serikat.  
Konsul Jenderal RI di Houston, Al Busyra Basnur dalam sambutannya antara lain menyampaikan bahwa, kunjungan KRI Dewaruci ke New Orleans memiliki makna strategis dalam membangun hubungan persahabatan Indonesia dan AS, khususnya masyarakat New Orleans dan sekitarnya. 
“Dewaruci menunjukkan kebesaran Indonesia sebagai bangsa maritim dan negara kepulauan terbesar kepada masyarakat dunia, dengan prajurit angkatan lautnya yang kuat, ulet dan handal”, kata Al Busyra Basnur.
Festival kapal layar itu diikuti juga oleh kapal dari beberapa negara lain, seperti Perancis, Inggeris, Kanada, Equador dan Amerika Serikat.
Pengunjung yang hadir disuguhkan makanan khas Indonesia seperti sate, bakso dan lainnya. (adi)

Selasa, 24 April 2012

Ada Cina di Bordir Tasikmalaya

Macam-macam kebaya bordir dari Tasikmalaya. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Senin, 23 April 2012 | 13:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sulaman yang dipakai di pelaminan dan pakaian adat Minangkabau, kemudian sulaman atau bordir Tasikmalaya hingga sulaman beberapa daerah lain di Indonesia, secara tidak langsung terinspirasi atau mendapat pengaruh dari Tionghoa atau Cina. Sulaman Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Ragam hias menggunakan pola-pola yang bisa dijumpai pada barang-barang porselen, perak, keramik, pakaian jubah kekaisaran, dan sebagainya.
2. Ragam motif sulamannya antara lain ular naga, p'u-tzu atau burung kuang atau burung Phoenix, kiling atau lambang campuran seekor binatang yang bentuknya perpaduan badan rusa, ekor sapi, dahi serigala, dan ladam kuda dengan rambut dan sisik berwarna lima.
Dalam sebutan Tionghoa, yang jantan adalah Ki dan betinanya disebut Ling. Selanjutnya motif atau ragam hias singa, pilinan awan, mutiara berlidah api, swastika atau banji, bunga peony, bunga krisan, bunga pakis, kembang goyang, melati, mawar, dan kenanga.
3. Warna-warna dasar yang digunakan memiliki perlambang, seperti merah melambangkan kegembiraan yang sering dipakai di pesta, berani, dan tahan uji. Warna sulaman kuning, hijau, biru, dan pemakaian warna benang emas.
4. Pemakaian bahan dasar yang dipakai adalah kain sutera, satin, menggunakan benang sutera, wol, emas, dan perak.
5. Teknik penyulamannya menggunakan teknik yang sama persis untuk mencapai karakter yang diinginkan. Tiga teknik menyulam yaitu suji cair atau kepalo samek terbuka seperti sulaman khas Pesisiran, suji kepalo samek tertutup yang biasa didapat di Kota Gadang, dan suji batakaik yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia.
HADRIANI P


http://www.tempo.co

Senin, 23 April 2012

Riset Tawon Garuda, Peneliti LIPI Dicurangi Peneliti Asing


By susuwongi



JAKARTA, NIASONLINE – Anda masih ingat berita heboh soal penemuan tawon jenis baru di Sulawesi Tenggara dan kemudian dinamai Megalara Garuda atau Tawon Garuda?
Hasil penemuan yang dilansir di Jurnal Zookeys pada Jum’at (23/3/2012) tersebut ternyata merupakan hasil kerjasama riset antara peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Namun, ketika hasil riset tersebut dimuat di jurnal internasional tersebut, nama peneliti LIPI tidak dicantumkan sama sekali.
Adapun nama peneliti serangga LIPI yang harusnya dimasukkan adalah Rosichon Ubaidillah. Ia dikenal sebagai peneliti serangga dengan spesialisasi serangga parasitoid. Sedangkan peneliti asing yang namanya tercantum dalam jurnal tersebut adalah Lynn S Kimsey dari University of California, Davis, Amerika Serikat, dan Michael Ohl dari Museum fur Naturkunde, Jerman.
“Ini kita betul-betul kecolongan. Saya dan kita dari LIPI betul-betul kecewa dan marah juga,” ujar Rosichon seperti dikutip Kompas.com, Selasa (3/4/2012).
Dia menjelaskan, pencantuman nama peneliti LIPI dalam kolaborasi peneliti tersebut telah diatur dalam Memorandum of Understanding (MoU), yakni, mencakup penelitian dan publikasi. Harusnya, kata Rosichon, hal itu tidak boleh diabaikan Kimsey.
Rosichon menjelaskan, awalnya dia sudah yakin kalau tawon yang ditemukan dalam ekspedisi Mekongga di Sulawesi Tenggara itu merupakan spesies baru. Ketika spesimen tersebut dibawa pulang untuk diteliti lebih lanjut, Kimsey minta untuk mempelajarinya di universitasnya. LIPIpun memberikan izin dengan pertimbangan asas kepercayaan.
Rosgichon mengatakan, kejadian ini merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya, tawon garuda itu sudah dipublikasikan di media massa di Eropa dan Amerika Serikat. Kemudian, disusul dengan publikasi resmi di jurnal ilmiah internasional.
“Ini pertama kali saya kecolongan. Sebelumnya saya juga pernah bekerjasama dengan peneliti internasional, tapi tidak seperti ini,” ujar dia.
Rosichon mengaku memberikan nama Garuda untuk jenis tawon tersebut sudah menyampaikan keberatannya dan Kimsey sudah minta maaf.
Rosichon juga meningatkan Kementerian Ristek agar selektif memilih partner dalam penelitian dan tidak ragu memasukkan mereka dalam daftar hitam (black list).
                                                                                         Tawon Garuda (Foto: Kaskus.com)

Ini Dia Ide-ide Alm. Widjajono 'Si Wamen Nyentrik'

http://klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2012/04/21/29180/540x270/wamen-esdm-kritis-di-gunung-tambora.jpg

Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo meninggal dunia Sabtu (21/04/2012) saat mendaki Gunung Tambora di NTB. Selama menjabat, Widjajono banyak mengeluarkan ide di sektor migas. Apa saja?

Dari catatan detikFinance, Sabtu (21/4/2012), setidaknya ada dua ide besar yang sering didengungkan Widjajono. Teranyar adalah soal pemunculan bensin Premix Ron 90 untuk mengatasi banyaknya mobil mewah yang menggunakan premium karena harganya yang sangat murah.

Guru Besar ITB berambut gondrong ini yakin, jika Premix dijual Rp 7.200 per liter, maka para pengguna mobil mewah tak akan menggunakan premium lagi.

http://images.detik.com/content/2012/04/21/157/Widjajono-1.jpg

"Kan, ada orang berpikir, mau pakai BBM non subsidi tapi harganya terlalu tinggi, tapi kalau pakai BBM bersubsidi tidak tega makan subsidinya terlalu besar. Maka kenapa kita tidak memberikan pilihan di tengahnya, yakni campuran antara BBM bersubsidi dan non subsidi, harganya di tengah," kata Widjajono.

Dia yakin alternatif bahan bakar ini akan diterima masyarakat. "Karena selama ini kan sudah banyak orang yang mencampur pertamax dengan premium, biar bahan bakarnya tidak terlalu jelek. Artinya pasarnya kan ada, jadi kenapa tidak," ujarnya.

Widjajono bilang, ide ini baru sebatas pemikirannya dalam belum ada tindak lanjut kepada Pertamina. 

Tidak hanya itu, Widjajono juga mempunyai ide soal pengalihan atau konversi BBM ke BBG yang sempat menuai kontroversi pula. Namun Widjajono mengatakan, Indonesia kaya akan gas sehingga BBG akan lebih murah. Dia pun mencontohkan masyarakat dengan memasang converter kit BBG untuk mobilnya sehingga bisa memakai BBG.

"Kalau harga premium masih murah Rp 4.500 per liter sulit buat orang mau pindah ke BBG, nah supaya jalan sebaiknya Premium/BBM bersubsidi naik seperti rencana awal Rp 6.000 per liter," jelasnya.

Ide-ide Widjajono ini tak jarang dikritik oleh anggota DPR. Namun, Anggota DPR Satya W. Yudha mengatakan Widjajono adalah sosok yang sangat jujur bersih dari kepentingan yang ditempatkan di kementerian yang sarat dengan kepentingan. 

"Kehadiran beliau menjadi sangat penting dalam kebijakan energi nasional kita. Pikiran-pikirannya yang lurus dan sangat berpengetahuan sangat dibutuhkan bangsa. Fenomena Widjajono sama dengan Mbah Surip. Orang yang sangat genuine dan lagi populer di saat dipanggil yang maha kuasa," jelas Satya.

Selain itu, berikut daftar ide-ide Widjajono yang pernah disampaikan kepada detikFinance:

  • Perlu peraturan bahwa Pertamax wajib untuk mobil pribadi 1.500 cc ke atas.
  • Perlu peraturan bahwa Premium hanya untuk Angkutan Umum dan Sepeda Motor.
  • Penghematan untuk bensin sampai di atas 30% oleh HHO dengan alat seharga Rp 800 ribu ditemukan oleh Prof. Djoko Sungkono dari ITS.
  • Penghematan untuk diesel dengan larutan Penghemat BBM SF Turbo 1 ditemukan oleh Pak Faisal dari Palembang. Ini bagus untuk transportasi umum dan truk, termasuk truk batubara.
  • Penggunaan tabung elpiji 3 kg untuk nelayan melaut perlu disebarluaskan.
  • Transportasi umum mobil ditingkatkan kuantitas maupun kualitasnya supaya masyarakat mau pindah dari menggunakan kendaraan pribadi pada hari-hari kerja ke transportasi umum dan hanya menggunakan pada akhir pekan. Busway di Jakarta memerlukan armada yang jauh lebih banyak.
  • Pemakaian kereta api ditingkatkan kuantitas maupun kualitasnya baik untuk dalam kota maupun antar kota termasuk untuk angkutan barang dan batubara.
  • Medco memberi converter kit untuk CNG (Compressed Natural Gas) yang harga keekonomian CNG-nya Rp 4.100/liter setara premium (kalau disubsidi Rp 1.000 maka harganya Rp 3.100) untuk stafnya dan menyediakan bus kantor untuk pegawainya. Kalau kebanyakan perusahaan berperilaku seperti Medco maka Jakarta tidak macet. Daerah luar Jawa penghasil Migas bisa beralih ke BBG lebih cepat.
  • Perlunya penghematan pemakaian listrik dengan memakai lampu dan peralatan hemat energi dan mematikannya apabila tidak diperlukan.
  • Memaksimalkan pemanfaatan batubara, panas bumi, air, bioenergi untuk listrik dengan diatasi kendala-kendalanya. Harap diingat bahwa biaya listrik dari batubara, panasbumi dan air hanya seperempat biaya listrik dari BBM.
  • Memaksimalkan pemanfaatan energi surya, angin, arus laut, mikro hidro untuk daerah-daerah terpencil terutama Indonesia Bagian Timur.
  • Akan lebih banyak uang yang dihemat apabila kita bisa meminimalkan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), mengoptimalkan penerimaan pemerintah dan mengefisienkan pengeluaran pemerintah.


Selamat jalan Pak WaMen ESDM...

semoga amal perbuatan diterima disisinya, bangsa Indonesia kehilangan profesional sepertimu....

smoga idea idea positip bisa diterima rakyat Indonesia. 


http://us.images.detik.com/content/2012/04/22/157/COVER-Wamen-ESDM-Widjajono.jpg

Minggu, 22 April 2012

Raden Ayu Lasminingrat Intelektual, Pelopor Dunia Sastra Sunda

by: Oky Lasmini/ Oky Sastrawiguna

Raden Ayu Lasminingrat Intelektual, Pelopor Dunia Sastra Sunda. Postingan kali ini adalah tentang seorang tokoh Wanita Intelektual Pertama dan pelopor dunia Sastra yang berasal dari kota Garut Jawa Barat. Jika ada yang bertanya siapa saja tokoh pejuang wanita Indonesia yang ternama? Maka jawaban pasti  adalah RA. Kartini ,Rd. Dewi Sartika atau Cut Nyak Dien.
Padahal empat tahun sebelum Rd Dewi Sartika lahir ada sebuah nama wanita putri seorang Bupati Garut bernama Raden Ayu Lasminingrat, sudah fasih menulis buku untuk bacaan anak-anak sekolah. Ketika R.A. Kartini lahir tahun 1879, Raden Ayu Lasminingrat sudah menerjemahkan dan menerbitkan buku-buku yang dijadikan buku bacaan wajib di HIS, Schakelschool, dan lain-lain, hingga akhir masa penjajahan Belanda.
Mengapa masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa Barat sendiri merasa asing dengan nama RA. Lasminingrat? Menurut  Pemerhati sejarah dan budaya di kabupaten Garut, Deddy Efendie, TP.M.Hs(55) menyatakan, salah satu unsur pers nasional dinilai memiliki andil menenggelamkan ketokohan Raden Ajoe (RA) Lasminingrat.    Ketokohan pendidikan RA Lasminingrat itu, selalu diabaikan sejak jaman, R Mas Tirto Adisoerjo selaku tokoh pers nasional (1904), yang saat itu Redaktur Kepala Soenda Berita, Putri Hindia serta Medan Priayi,
Maka tidak salah jika nama RA. Lasminingrat menjadi sebuah nama asing yang terdengar di masyarakat khususnya di telinga murid-murid sekolah mulai tingkat SD hingga Perguruan Tinggi. Pemerintah Kabupaten Garut sudah mengusulkan agar RA. Lasminingrat dijadikan pahlawan Nasional sejak tahun 2009, namun sayang sekali hingga  Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono membacakan penganugerahan gelar pahlawan kepada para tokoh pada tanggal 10 Nopember 2011, nama RA, Lasminingrat belum termasuk di dalamnya.
Sebuah “PR” besar bagi Pemkab Garut juga bagi keturunan serta masyarakat Garut untuk terus berupaya memperjuangkan agar nama RA. Lasminingrat ke depannya bisa dikukuhkan sebagai seorang Pahlawan Nasional, mengingat jasa beliau sebagai pionir dunia pendidikan di Indonesia.

Related Articles



harumnamanya.blogspot.com: http://harumnamanya.blogspot.com/#ixzz1sqBGuhkm

Jumat, 20 April 2012

Animasi Asal Kota Gudeg Siap Go International



OTW
Jakarta - Animasi besutan mahasiswa Jogjakarta siap bertarung dengan sejumlah karya mahasiswa se-Asia dan Eropa. Berjudul OTW (on the way), animasi berdurasi tiga menit ini diharapkan mengharumkan kota Gudeg dan tentunya Indonesia di kancah internasional.

Adalah tim dari Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW), yang menggarapnya. Konsepnya unik, yakni paper stop motion dimana tayangan animasi memanfaatkan properti seperti mainan boneka kertas.

Ceritanya pun sederhana saja. Dibuka dengan adegan khas mirip serial Mr. Bean, seorang pria jatuh dari langit dan terdampar di Jogja. Pria bule ini lantas diajak berkeliling Jogja menggunakan becak. Sambil berkeliling, pengemudi becak berdialog dengan turis, memperkenalkan tempat-tempat menarik.

Alunan musik tradisional memainkan lagu anak-anak Naik Becak dan Lir Ilir menjadi latar adegan animasi. Warna-warni cerah yang ditampilkan paper stop motion pun menambah daya tarik karya para mahasiswa ini. Pada intinya, OTW mengisahkan indahnya keberagaman bangunan di Jogja, yang kebanyakan adalah peninggalan orang Eropa.

OTW akan dilombakan dalam ajang Asia-Europe Short Films Contest yang digelar Asia-Europe Foundation, organisasi yang berpusat di Singapura. Interaksi Asia dan Eropa dari segi budaya, seni, pendidikan dan lingkungan menjadi tema wajib ajang ini. Penasaran? Tayangan animasi bisa dilihat pada link video di bawah ini.





( rns / ash ) 

Selasa, 17 April 2012

Perahu Tertua Di Indonesia Dari Zaman Mataram Hindu Pada Abad Ke-7


Beberapa tahun lalu tepatnya pada hari Sabtu tanggal 26 Juli 2008, dipagi hari sekitar pukul 7:30 pagi, beberapa warga di desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Jawa Tengah sedang membuat tambak garam. Mereka menggali dengan cara memacul tanah di daerah pesisir tersebut. Lokasi berada sekitar 400 meter dari pantai yang sekarang, yang mungkin dahulunya wilayah situs ini masih merupakan pinggir pantai. Lalu, secara tidak sengaja mereka, para penggali tambak garam tersebut menemukan bangkai perahu kuno yang kemudian wilayah situs itu dikenal dengan nama Situs Kapal Punjulharjo
Dari hasil identifikasi, jenis kapal berasal dari sekitar abad ke 7 dan 8 setara dengan pembangunan Candi Borobudur. Ini adalah penemuan kapal kayu yang paling komplit dan bisa jadi yang tertua di Indonesia! Dan penemuan tersebut terlengkap di Asia Tenggara karena kondisi kapal tersebut pada lambung bawahnya masih utuh, dibanding temuan di sejumlah wilayah lain seperti di Sumatera dan juga di negara lain seperti di Malaysia dan Filipina.

Perahu Punjulharjo memberi pengetahuan bagaimana teknologi itu digunakan, mulai dari papan-papan yang dilengkapi dengan tambuku yaitu tonjolan pada bagian dalam dengan lubang-lubang untuk mengikat berbentuk kotak. Juga ditemukan materi lain pembentuk perahu seperti gading-gading gajah yang membuat bentuk melengkung dibagian lunas perahu, ikatan antara papan dengan gading pada tambuku, bagian haluan, bagian buritan, lunas, dan ditempat lainnya.
Bersamaan dengan perahu kuno tersebut, didalamya juga ditemukan pula kapak, tulang, tongkat ukir, tutup wakul dari kayu, pecahan mangkuk dan tembikar lainnya, juga tempurung kelapa serta kepala patung dari batu. Dengan keberadaan tersebut sudah pasti Situs Kapal Punjulharjo merupakan aset Nasional, bukan hanya daerah, dan merupakan benda cagar budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan. Seperti yang dikatakan oleh peneliti dari Perancis yang ikut meneliti, Prof. Pierre Y Manguin, bahwa Situs Kapal Punjulharjo sangat spektakuler, terutuh yang pernah ada.
Perahu tersebut juga bukan karena karam atau tenggelam, melainkan ditinggalkan oleh pemiliknya begitu saja. “Mungkin karena sudah tua pada waktu itu”, jelas Manguin. “Oleh karenanya, bangkai perahu tersebut tidak mudah hancur karena rendaman air laut seperti pada situs perahu-perahu kuno ditempat lain”, tambahnya. Sepakat dengan Manguin adalah Siswanto, Kepala Balai Yogyakarta. Siswanto menambahkan, hasil uji sampel itu juga mengukuhkan perahu itu sebagai situs arkeologi kelautan tertua dan terutuh yang pernah ditemukan di Indonesia. Pasalnya, situs perahu sebelumnya hanya tinggal beberapa papan dan tidak berbentuk perahu utuh seperti di Punjulharjo, Rembang ini. Pada tahun 2009 lalu, para peneliti kembali melakukan penelitian lanjutan disitus tersebut.
 PERAHU TERTUA Di INDONESIA DARI ZAMAN MATARAM HINDU PADA ABAD Ke 7
SITUS KAPAL REMBANG LEBIH TUA DARI BOROBUDUR
Lokasi temuan perahu kuno di desa Punjulharjo yang kemudian dinamakan Situs Punjulharjo sejak tanggal 17-25 Juni 2011 lalu, untuk kesekian kalinya telah diteliti kembali oleh tim dari Balai Arkeologi Jogyakarta yang masih melibatkan seorang arkeolog dari Perancis tersebut. Penilitian difokuskan pada desain dan teknologi yang digunakan untuk membuat perahu, guna menentukan dari mana asal perahu.
Ketua Tim Peneliti Novida Abas ditemui di sela-sela kegiatan menjelaskan perahu situs Punjulharjo termasuk kuno. Dari hasil carbon dating diketahui berasal dari abad ke-7 atau 1.300 tahun yang lalu. “Penelitian lebih fokus seputar desain grafis perahu sedetail-detailnya untuk selanjutnya akan dilakukan rekontruksi bentuk aslinya,”ujar Novida. Sementara itu arkeolog Perancis Pierre Manguin saat ditemui menjelaskan perahu yang ditemukan identik dengan temuan perahu lain di wilayah Asia Timur dan Tenggara sehingga dinamakan Perahu Nusantara.
Situs Punjulharjo menurutnya spektakuler seperti yang telah disebutkan sebelumnya, karena perahu yang ditemukan masih cukup utuh sehingga membantu tim peneliti mengungkap daerah asal dan tujuan perahu berlayar. “Seperti yang kami teliti beberapa temuan sebelumnya, biasanya perahu tenggelam dan menyiskan potongan papan saja. Situs Punjilharjo spektakuler karena masih utuh,” ungkapnya. Novida sendiri menambahkan, tim peneliti yang dipimpinnya hanya melakukan uji konstruksi dan usia perahu. Sedangkan pengangkatan dan rekonstruksi akan dilakukan tim lain yang kompeten di bidangnya.
 PERAHU TERTUA Di INDONESIA DARI ZAMAN MATARAM HINDU PADA ABAD Ke 7
Peneliti dari Perancis, Prof. Pierre Y. Manguin
Penilitian difokuskan pada desain dan teknologi yang digunakan untuk membuat perahu, guna menentukan dari mana asal perahu. Ketua Tim Peneliti Novida Abas ditemui di sela-sela kegiatan menjelaskan perahu situs Punjulharjo termasuk kuno. Dari hasil carbon dating diketahui berasal dari abad ke-7 atau 1.300 tahun yang lalu.
“Penelitian lebih fokus seputar desain grafis perahu sedetail-detailnya untuk selanjutnya akan dilakukan rekontruksi bentuk aslinya,”ujar Novida. Sementara itu arkeolog Perancis Pierre Manguin saat ditemui menjelaskan perahu yang ditemukan identik dengan temuan perahu lain di wilayah Asia Timur dan Tenggara sehingga dinamakan Perahu Nusantara. Situs Punjulharjo menurutnya spektakuler seperti yang telah disebutkan sebelumnya, karena perahu yang ditemukan masih cukup utuh sehingga membantu tim peneliti mengungkap daerah asal dan tujuan perahu berlayar.
“Seperti yang kami teliti beberapa temuan sebelumnya, biasanya perahu tenggelam dan menyiskan potongan papan saja. Situs Punjilharjo spektakuler karena masih utuh,” ungkapnya. Novida sendiri menambahkan, tim peneliti yang dipimpinnya hanya melakukan uji konstruksi dan usia perahu. Sedangkan pengangkatan dan rekonstruksi akan dilakukan tim lain yang kompeten di bidangnya.
 PERAHU TERTUA Di INDONESIA DARI ZAMAN MATARAM HINDU PADA ABAD Ke 7
Relief kapal laut di candi Borobudur
Kepala Balar Yogyakarta, Siswanto saat dihubungi terpisah menjelaskan perahu kuno berusia jauh lebih tua dibandingkan Candi Borobudur yang dibangun pada sekitar abad ke-9 Masehi. Beberapa bulan lalu, sampel kayu perahu yang dikirim ke Amerika untuk diteliti melalui teknologi carbon dating telah keluar. Hasilnya laboratorium menyatakan positif sampel itu berasal dari abad ke 7 Masehi atau sekitar era Mataram Hindu. Siswanto menambahkan, hasil uji sampel itu juga mengukuhkan perahu itu sebagai situs arkeologi kelautan tertua dan terutuh yang pernah ditemukan di Indonesia.
PATUNG ETNIS CINA DAN TONGKAT KOMANDO
Penemuan kapal di Punjulharjo memiliki nilai lebih setelah ditemukannya benda-benda lain yang ada di dalam kapal kuno tersebut. Benda-benda itu adalah sebuah tongkat yang masih baik, kepala patung batu bercorak perempuan, berbagai macam pecahan keramik dan tulang pinggul, serta tulang-tulang lain yang sudah hancur dan dikuburkan kembali di lokasi. 
Untuk kepala patung, Lurah Punjulharjo menyebutkan bercorak etnis China. Sedangkan tongkatnya semacam tongkat komando. Dilihat dari benda-benda yang tidak biasa itu, dimungkinkan pemilik dari benda-benda tersebut bukanlah orang biasa, tapi semacam prajurit. Demi keamanan agar benda-benda temuan itu tidak hilang, maka secepatnya Kades Punjulharjo menyerahkan temuan warga tersebut kepada Pemda Rembang, untuk dijadikan bukti pertama akan kebenaran penemuan situs tersebut.
 PERAHU TERTUA Di INDONESIA DARI ZAMAN MATARAM HINDU PADA ABAD Ke 7
Artifak-Artifak dari kapal di Punjulharjo
SITUS KAPAL PUNJULHARJO, SATU-SATUNYA BUKTI INDONESIA NEGARA MARITIM
Penemuan kapal yang diperkirakan peninggalan abad 7-8 masehi menurut Prof. PY Manguin seorang ahli kapal dunia dari Perancis merupakan satu-satunya bukti sejarah yang ada bahwa Indonesia adalah Negara Maritim. Menurut Siswanto salah seorang peneliti, penelitian hingga tanggal 25 Juni 2009, diharapkan bisa merekonstruksi ulang teknik pembuatan perahu Situs Kapal Punjulharjo yang sambungan antar kayunya hanya direkatkan dengan tali ijuk. Bisa dikatakan bahwa komponen dan konstruksi pada bagian dalam kapal berteknologi rumit. Dan teknologinya berciri khas Asia Tenggara namun tampak nyaris sempurna di situs ini. 
Perahu ini adalah perahu berciri-khas Nusantara dan dari besarnya, perahu ini berbobot sekitar 60 ton serta dapat diawaki oleh 12-24 orang awak kapal. Perahu ini terdiri dari beberapa komponen kayu yang terdiri dari kayu papan untuk dinding dan lunas perahu, pasak, lalu lengkung kapal menggunakan gading gajah, tambuku, tali ijuk dan stringer. Uji laboratorium menunjukkan sample jenis kayu yang digunakan untuk membuat perahu kuno ini juga ada beberapa macam, diantaranya kayu Nyatok berupa papan untuk lambung perahu, kayu Putih untuk pasak, dan kayu Kuling untuk stringer. Kayu-kayu tersebut banyak berada di wilayah Asia Tenggara khususnya di pulau Sumatera dan di pulau Kalimantan.
 PERAHU TERTUA Di INDONESIA DARI ZAMAN MATARAM HINDU PADA ABAD Ke 7
Kapal Borobudur, Samudera Raksa sedang berlayar di Tanjung Priok, Jakarta (2003). dalam Ekspedisi Cinnamon. Dari Jawa hingga ke Accra, Ghana di pantai barat benua Afrika, membuktikan bahwa hal tersebut memang terjadi bagi kapal tradisional dengan cadik ganda persis seperti awal abad 8 Masehi yang tergambar pada relief di Candi Borobudur. Namun sebelumya terlebih dahulu akan berlayar ke Tanjung Harapan (Cape of Good Hope) di Afrika Selatan kemudian barulah ke Accra di Afrika Barat. Beberapa saintis percaya kapal ini dibuat oleh orang Indo-Melayu kuno.
KAPAL AKAN DIAWETKAN
Kapal kuno di situs Desa Punjulharjo, Kecamatan Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, akan segera direndam dengan cairan kimia jenis polietilen glikol (PEG) untuk mengawetkan. Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia Kabupaten Rembang Edi Winarno mengatakan perendaman situs produk abad ke-7 Masehi tersebut dilakukan dengan cairan kimia jenis PEG 40. Waktu yang diubutuhkan untuk itu selama satu hingga dua tahun.
“Kapal kuno tersebut akan ditempatkan dalam ‘cangkang’ (sejenis bejana besar) dan direndam dalam 72.000 liter cairan PEG 40. Perendaman ini untuk mengeluarkan kadar air dari dalam kayu kapal,” katanya. Dia menyebutkan cairan PEG 40 sebanyak 72.000 liter tersebut senilai Rp. 2,3 miliar. Setelah perendaman pertama selesai dilakukan, maka kapal akan diangkat dan direndam kembali dalam cairan kimia jenis polietilen glikol (PEG) 4000. “Kali ini, perendaman dimaksudkan untuk mengisi pori-pori dalam kayu kapal kuno tersebut. Waktu perendaman sama, yakni antara satu hingga dua tahun,” kata dia.
Perendaman kapal kuno dengan cairan kimia, kata Edi, merupakan rekomendasi dari Direktorat Jenderal Benda Cagar Budaya Bawah Air dan Peninggalan Kolonial Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Balai Konservasi Borobudur Magelang, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah, dan Balai Arkeologi Yogyakarta untuk mengawetkan situs kapal kuno tersebut. “Baik pada perendaman pertama dan kedua, cairan PEG yang diperlukan masing-masing sebanyak 72.000 liter atau senilai dua kali Rp2,3 miliar,” kata dia. Menurut Edi, berdasarkan kajian Direktorat Jenderal Benda Cagar Budaya Bawah Air dan Peninggalan Kolonial Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, pengawetan kapal kuno menggunakan cairan kimia jenis PEG lebih efektif dibandingkan menggunakan cara lain.
“Pengawetan dengan cairan kimia jenis PEG cukup dengan dua kali perendaman itu. Sementara, pengawetan dengan penyemprotan alkohol atau perlakuan temperatur dinilai terlalu mahal.” “Penyemprotan dengan alkohol misalnya, harus dilakukan secara terus menerus atau secara reguler sepanjang masa,” kata dia. Ia mengatakan, karena pengawetan kapal kuno memerlukan waktu hingga empat tahun, maka pembangunan museum bahari terpadu di kawasan situs kapal kuno Punjulharjo baru akan bisa diselesaikan paling cepat 2017.
“Kami berharap, selama masa perendaman dan pembangunan museum, para arkeolog dan antropolog bisa mendampingi pelaksana pembangunan. Ini penting untuk memastikan tidak ada penyimpangan dalam pembangunan museum tersebut,” katanya. Dia mengungkapkan, pengawetan (perendaman kapal kuno dengan cairan kimia jenis PEG) akan dilakukan pada awal 2012. “Karena itu, saat ini, kami masih fokus menjaga kelembaban situs kapal kuno dengan merendamnya dalam air dan menutupnya dengan kain. Ini untuk melindungi sementara situs dari kerusakan. Sebab, jika kering, situs kapal akan mudah rusak,” kata dia. Dia menambahkan, sembari pengawetan dilakukan, Pemerintah direncakan mulai membangun museum bahari terpadu berskala nasional itu pada akhir 2012. (antara)
 PERAHU TERTUA Di INDONESIA DARI ZAMAN MATARAM HINDU PADA ABAD Ke 7
Pengawetan kapal
PERAHU JANGAN DIPINDAH
Balai Arkeologi Yogyakarta juga meminta agar perahu kuno yang ditemukan di Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, tidak dipindahkan. Pemindahan perahu itu dapat menghilangkan nilai historis perahu dan lokasi temuan. Hal itu dikemukakan Kepala Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta Siswanto ketika berkunjung di situs Patiayam, Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Februari 2012. Menurut Siswanto, berdasarkan hasil uji sejumlah sampel perahu, kayu dan tali ijuk, di Amerika Serikat, perahu Punjulharjo berasal dari abad VII. Lokasi temuan berada di tambak yang dahulu diduga pantai.
“Perahu itu termasuk benda cagar budaya bergerak. Namun kami merekomendasikan jangan sampai perahu itu dipindah untuk mempertahankan kesejarahannya,” kata dia. menambahkan, Balar mengusulkan agar perahu diawetkan di lokasi. Setelah itu, posisi perahu bisa ditata di dalam air atau diangkat ke permukaan air dengan syarat tidak boleh jauh dari lokasi temuan.
Perahu kuno itu ditemukan sejumlah warga Desa Punjulharjo akhir Agustus 2008. Perahu kuno yang kurang lebih masih utuh sekitar 70 persen itu memiliki panjang sekitar 17 meter dan lebar lima meter. Di dalam perahu itu ditemukan kepala arca wanita berparas etnis Tionghoa yang terbuat dari batu, patahan tongkat kayu sepanjang sekitar 40 sentimeter, tulang manusia, dan sejumlah peralatan dapur. Saat ini, benda-benda itu diamankan Pemkab Rembang. (Kompas)
 PERAHU TERTUA Di INDONESIA DARI ZAMAN MATARAM HINDU PADA ABAD Ke 7
Salah satu artefak: Fragmen Arca / Kepala Patung Batu, yang ditemukan di peranu kuno Punjulharjo
FILM PERAHU NUSANTARA SITUS PUNJULHARJO
Situs Punjulharjo di Rembang, Jawa Tengah menjadi satu-satunya situs perahu kuno yang memperlihatkan bentuk utuh perahu nusantara abad ke-7 masehi. Perahu yang ditemukan oleh penduduk saat menggali lahan untuk tambak garam ini sempat menyita perhatian arkeolog dalam dan luar negeri. Bukan cuma bentuknya yang relatif utuh tetapi juga terungkapnya data teknologi khas perahu nusantara yang nyaris lengkap.
Tambuku, jenis-jenis ikatan tali ijuk, pasak, dan komponen lain yang belum pernah ditemukan sebelumnya benar-benar menjadi data yang luar biasa penting bagi perkembangan arkeologi maritim, khususnya di Indonesia. Film tentang perahu kuno ini bukan hanya bercerita tentang situs, tetapi juga menggambarkan bagaimana para arkeolog dihadapkan pada kondisi situs yang unik sehingga memaksa menggunakan teknik-teknik ekskavasi yang khusus. Diceritakan pula rekonstruksi teknis, kisaran kapasitas dan jalajah, bahkan jenis-jenis kayu yang digunakan.
Film Perahu Nusantara Situs Punjulharjo (lihat video dibawah) merupakan film ke-3 yang diproduksi oleh Balar Jogja dalam tahun 2009. Film berformat DVD Video dan VCD ini berdurasi 222 333 dengan narasumber ahli arkeologi Maritim Prof. Dr. PY Manguin (EFEO-Prancis) dan Drs. Lucas PK, DEA. (arkeologijawa)




Sumber :