Sabtu, 10 Desember 2011

Lebih Dekat dengan Jengkol


Bila Anda penggemar makanan tradisional, pasti Anda mengenal benda yang berbentuk bulat gepeng, kulit tipis kecoklatan, berbau dan banyak dikonsumsi orang. Benda tersebut adalah Jengkol. Jengkol atau Jering atau Pithecollobium Jiringa atau Pithecollobium Labatum adalah tumbuhan khas di wilayah Asia Tenggara, termasuk yang digemari di Malaysia, Thailand dan Indonesia terutama di wilayah Jawa Barat yang seharinya dikonsumsi 100 ton.

Tanaman jengkol berupa pohon yang tingginya dapat mencapai 10-26 meter. Buahnya berupa polong berbentuk gepeng dan berbelit. Warna buahnya lembayung tua. Setelah tua, bentuk polong buahnya menjadi cembung dan di tempat yang mengandung biji ukurannya membesar. Tiap polong dapat berisi 5-7 biji. Bijinya berkulit ari tipis dan berwarna cokelat mengilap.


Banyak cara untuk mengkonsumsi jengkol, selain di semur atau di rendang, jengkol muda  bisa untuk lalapan.  Semur jengkol dikenal oleh orang Sunda sebagai ati maung atau "hati macan". Secara berkelakar orang juga menyebutnya sebagai "kancing levis" karena bentuknya yang bundar diasosiasikan dengan kancing pada jins Levi's. Bijinya lunak dan empuk. Tekstur inilah yang membuatnya disukai. Aromanya agak menyerupai petai tetapi lebih lemah. Namun demikian tidak demikian bila sudah dibuang dari urinSelain disemur, biji jengkol juga dapat dibuat menjadi keripik seperti halnya emping darimelinjo, dengan cara ditumbuk/digencet hingga pipih, dikeringkan dan digoreng dengan minyak panas
. 

Meski baunya menggangu penciuman namun bagi sebagian orang yang mengkonsumsi jengkol, bau dan rasa jengkol begitu khas dan enak. Bahkan pada rumah makan tertentu jengkol dijadikan menu utama yang dijajakan, misalnya, nasi uduk khas betawi, pasti akan tertulis dalam menu, nasi uduk semur jengkol. Ini sudah khas bagi sebagian penggemar jengkol. ya meski sesekali pada akhir minggu memanjakan lidah mereka dengan semur jengkol atau lalapan lalapan jengkol.

Jengkol akan membuat kehebohan saat memasaknya dan setelah diproses oleh pencernaan, yaitu menimbulkan bau yang katanya tak sedap. Penyebab bau itu sebenarnya adalah asam-asam amino yang terkandung di dalam biji jengkol. Asam amino itu didominasi oleh asam amino yang mengandung unsur Sulfur (Ketika terdegradasi atau terpecah-pecah menjadi komponen yang lebih kecil, asam amino itu akan menghasilkan berbagai komponen flavor yang sangat bau, karena pengaruh sulfur tersebut. Salah satu gas yang terbentuk dengan unsur itu adalah gas H2S yang terkenal sangat bau.

Bau yang ditimbulkan dari jengkol itu sebenarnya cukup mengganggu, terutama bagi orang lain yang tidak ikut makan. Kalau yang makan, meskipun bau, setidak-tidaknya sudah menikmati kelezatan jengkol. Tetapi bagi orang lain yang tidak ikut merasakan, tetapi cuma kebagian baunya, akan merasa sangat terganggu. Apalagi dengan air seni yang dikeluarkannya. Jika pemakan jengkol ini buang air di WC dan kurang sempurna membilasnya, maka WC akan bau tidak enak dan mengganggu ketenangan orang lain.

Saat dicerna jengkol akan menyisakan zat yang disebut asam jengkolat (jencolid acid) yang dibuang ke ginjal. Di sinilah efek yang sering ditakuti oleh orang-orang, yaitu jengkoleun atau jengkolan. Jengkolan terjadi saat asam jengkolat yang memang sulit larut dalam air akhirnya mengendap dalam ginjal, membentuk kristal padat hingga bisa berakibat sulit membuang air seni. Jika pH darah kita netral, asam jengkolat aman-aman saja, tapi jika cenderung asam (pH kurang dari 7) asam jengkolat membentuk kristal tak larut.

Risiko terkena jengkolan ini tidak tergantung pada banyaknya jengkol yang dikonsumsi, tetapi bergantung pada kerentanan tubuh seseorang. Orang yang rentan, mengonsumsi sedikit jengkol saja dapat menyebabkan terjadinya jengkolan. Apa yang memengaruhi kerentanan seseorang terhadap asam jengkolat belum jelas, tapi diduga akibat faktor genetik dan lingkungan.

Dibalik bau yang ditimbulkan jengkol, ternyata terkandung manfaat yang berguna bagi kesehatan. Menurut berbagai penelitian menunjukkan bahwa jengkol juga kaya akan karbohidrat, protein, vitamin A, vitamin B, Vitamin C, fosfor, kalsium, alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin.

Khusus untuk vitamin C terdapat kandungan 80 mg pada 100 gram biji jengkol, sedangkan angka kecukupan gizi yang dianjurkan per hari adalah 75 mg untuk wanita dewasa dan 90 mg untuk pria dewasa.

Selain itu, Jengkol merupakan sumber protein yang baik, yaitu 23,3 g per 100 g bahan. Kadar proteinnya jauh melebihi tempe yang selama ini dikenal sebagai sumber protein nabati, yaitu hanya 18,3 g per 100 g. Kebutuhan protein setiap individu tentu saja berbeda-beda. Selain untuk membantu pertumbuhan dan pemeliharaan, protein juga berfungsi membangun enzim, hormon, dan imunitas tubuh. Karena itu, protein sering disebut zat pembangun.

Untuk zat besi, Jengkol mengandung 4,7 g per 100 g. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Gejala-gejala orang yang mengalami anemia defisiensi zat besi adalah kelelahan, lemah, pucat dan kurang bergairah, sakit kepala dan mudah marah, tidak mampu berkonsentrasi, serta rentan terhadap infeksi. Penderita anemia kronis menunjukkan bentuk kuku seperti sendok dan rapuh, pecah-pecah pada sudut mulut, lidah sulit menelan.

Remaja, wanita hamil, ibu menyusui, orang dewasa, dan vegetarian adalah yang paling berisiko untuk mengalami kekurangan zat besi. Di dalam tubuh, besi sebagian terletak dalam sel-sel darah merah sebagai heme, suatu pigmen yang mengandung inti sebuah atom besi.

Jengkol juga sangat baik bagi kesehatan tulang karena tinggi kandungan kalsium, yaitu 140 mg/ 100 g. Peran kalsium pada umumnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu membantu pembentukan tulang dan gigi, serta mengatur proses biologis dalam tubuh.

Keperluan kalsium terbesar adalah pada saat masa pertumbuhan, tetapi pada masa dewasa konsumsi yang cukup sangat dianjurkan untuk memelihara kesehatan tulang. Konsumsi kalsium yang dianjurkan pada orang dewasa adalah 800 mg per hari.

Kandungan fosfor pada jengkol (166,7 mg/100 g) juga sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi, serta untuk penyimpanan dan pengeluaran energi. Dengan demikian, sesungguhnya banyak manfaat yang diperoleh dari mengonsumsi jengkol dan ini hanya masukan saja, bukan doktrin yang mengharuskan Anda untuk percaya dan mengikuti agar mengkonsumsi jengkol, tapi hanya sekedar Anda tahu bahwa ada khasiat dibalik sayuran polong berbau ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jengkol juga kaya akan alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, dan saponin.
Secara lengkap kandungan gizi biji jengkol dapat dilihat pada tabel.
Komposisi Gizi per 100 gram Biji Jengkol
Zat Gizi
Kadar
Energi (kkal)
133
Protein (g)
23,3
Karbohidrat (g)
20,7
Vitamin A (SI)
240
Vitamin B (mg)
0,7
Vitamin C (mg)
80
Fosfor (mg)
166,7
Kalsium (mg)
140
Besi (mg)
4,7
Air (g)
49,5


Adapun khasiat dari jengkol menurut para ahli kesehatan yang saya ketahui dari situs wikipedia adalah sebagai berikut:
  • Dapat memperlancar proses buang air besar / cuci perut/ diuretik, ini dikarenakan jengkol mengandung serat yang tinggi.
  • Kemudian jengkol juga dapat mencegah penyakit diabetes / kencing manis, mungkin karena kandungan asam dan mineralnya.
  • Dan yang ketiga ternyata jengkol dapat mencegah penyakit jantung koroner
  • Dan mungkin masih banyak lagi khasiatnya yang belum diketahui.
Bagi Anda yang sama sekali belum pernah mengkonsumsi jengkol dan mungkin mau mencobanya, berikut ini tips mengurangi bau resep membuat semur. Bagi Anda pernah makan atau bahkan penggemar buah polong ini, tidak ada salahnya mengetahui manfaatnya sehingga Anda lebih mantap lagi mencintai jengkol ini.
Cara mengurangi bau jengkol
  • Rendam jengkol beberapa saat sebelum memasaknya
  • Jika ingin kandungan bau agak berkurang, memarkan jengkol setelah direbus setengah matang, dan rendam kembali agar kandungan bau berkurang .
  • Makan timun setelah Anda makan jengkol
  • Banyak-banyak minum air putih

Resep Masakan Khas Semur Jengkol


Bahan :
  • 1 kg jengkol tua/ranum
  • 1/2 sdt makan kopi (buat menghilangkan bau)
  • Kapur sirih secukupnya
  • Air untuk merebus
BUMBU :
  • 10 bawang merah kecil (atau 4 yang besar)
  • 6 bawang putih (atau 3 yang besar)
  • 5 butir kemiri
  • 1 sdt ketumbar
  • 1/2 sdt biji lada
  • 1/4 sdt jinten
  • HALUSKAN
Bumbu tambahan :
  • 3 butir cengkeh
  • 1/4 butir pala, parut
  • 2 butir kapulaga bulat
  • Garam secukupnya
Cara Memasak  :
  1. Rebus jengkol dengan kopi dan kapur sirih
  2. Setelah matang, kuliti dan geprek menjadi gepeng, sisihkan
  3. Tumis bumbu halus
  4. Masukkan jengkol
  5. Masukkan cengkeh, kapulaga, parutan pala
  6. Tambah kecap dan air
  7. Masak sampai mengental dan matang
  8. Tambahkan garam, rasakan
  9. Sajikan dengan taburan bawang goreng
Ini tips lain agar tidak Jengkolan
Rebus jengkol dengan tambahan daun jambu biji dan abu gosok sampai empuk, angkat, keprek dan kupas. Setelah itu rendam di air bersih kira-kira 2 jam, ganti airnya dengan air bersih, rendam lagi kira-kira 1 jam, ganti lagi dengan air bersih kira-kira 1 jam lagi, tiriskan dan siap dimasak, selain untuk menghilangkan bau juga untuk menghilangkan racun yang ada pada jengkol yang bisa menyebabkan KEJENGKOLAN.

0 komentar:

Posting Komentar