Menempatkan film Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri tidak gampang. Upaya ini sudah beruntun dilakukan dengan sejumlah kebijakan. Terakhir dengan pengenaan pajak impor yang dirasa cukup tinggi untuk praktisi importir film sehingga mengundang protes. Namun upaya itu belum juga berhasil karena meski jumlah film impor berkurang, penonton bioskop tak juga beralih memilih film Indonesia sebagai hiburan utamanya.
Konon masalahnya karena film-film lokal masih dianggap belum bisa bersaing kualitasnya dengan film impor sekelas film Hollywwod. Oleh karena itu mendengar filmThe Raid (Serbuan Maut) mendapat sambutan luar biasa di Hollywood (AS), Kanada, dan negara-negara lainnya, ibarat setetes air penghilang dahaga. Sekaligus ini memberi gambaran bahwa sebenarnya film Indonesia jika digarap intens bisa "menjual" di pasar dunia. Tentu saja pada akhirnya ikut mengharumkan nama Indonesia di percaturan dunia seni internasional.
Film ini sebenarnya sederhana kalau dilihat dari sisi tema. Setting-nya berlokasi di daerah kumuh di Jakarta. Diceritakan bahwa sebuah pasukan elit (di Amerika disebut sebagai SWAT) mendapat tugas untuk menyerbu markas penjahat untuk meringkus gembong kriminal pengedar narkoba yang berada di sebuah gedung bertingkat.
Mengetahui sedang diincar, kelompok penjahat narkoba itu membuat perangkap agar mereka bisa kabur sambil menjebak pasukan tersebut. Pasukan elit itu terperangkap di lantai enam. Tentu saja mereka tak bisa tinggal diam. Demi menyelesaikan misinya mereka pun berusaha mencari cara agar bisa keluar dan menyelesaikan tugasnya.
Tema itu menjadi menarik karena digarap dengan model sinematografi "standar" Hollywood. Sehingga meski tema terasa biasa-biasa saja, secara film keseluruhan The Raid amat menarik. Pengambilan gambarnya sangat menakjubkan. Ketegangan demi ketegangan terjaga ritmenya. Penghargaan yang diraih di Festival Film Toronto 2011 untuk kategori "The Cadillac People's Choice Midnight Madness Award" menjadi salah satu bukti betapa film ini layak diputar di bioskop-bioskop dunia. Setelah itu sejumlah negara siap memutarnya seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang, Australia, dan sebagainya.
Liputan media dunia pun memberi kesan lain yang membanggakan. Tengok laporan Hollywoodreporter.com: "Toronto 2011: Hot Indonesian Action Movie 'The Raid' Sells Out the World (Exclusive)". Disebutkan, film itu sudah terjual hak edarnya di kawasan Rusia, Skandinavia, Benelux (Belanda, Belgia, Luxemburg), Islandia, dan Italia. Juga untuk kawasan Amerika Latin, Asia Selatan termasuk India, dan Korea Selatan. Pendeknya, film itu begitu laris sampai-sampai Gareth Evans, sang sutradara dan penulisnya, terus diburu agen Hollywood. Bahkan media lain menyebutkan, Hollywood sudah siap menggarap ulang film itu dengan versi Hollywood
.
Film ini digarap Garets Evans, sutradara asal Inggris yang sekarang menetap di Indonesia dan banyak menggarap film-film Indonesia. The Raid dibintangi oleh Doni Alamsyah, Ananda George, Yayan Ruhian, Ray Sahetapy, Verdi Solaiman, dan Joe Taslim.
Meski sudah mengguncang dunia The Raid baru akan diputar di Indonesia pada Januari 2012. Pada saat itu Indonesia bisa melihat perbedaan film ini dibanding film-film Indonesia yang sekarang banyak beredar di bioskop-bioskop Tanah Air yang didominasi film tentang pocong.
Sumber:http://m.andriewongso.com
0 komentar:
Posting Komentar