Senin, 26 Maret 2012

Sepeda Motor Kalasan Berstandar Eropa


foto
Sepeda motor produksi lokal, Mega Andalan Kalasan (MAK) jenis Vipros X 100 dipajang di ruang pamer PT Mami Fo Perdana, Jalan Raya Solo Kilometer 13 Kalasan, Sleman, Yogyakarta. TEMPO/Ipoen Saif

TEMPO.COYogyakarta - Sepeda motor MAK buatan Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, lolos uji dan standar, melebihi standar nasional Indonesia. Sebab uji kelayakannya melalui uji TUV atau standar kelaikan kendaraan versi Eropa.

Selain itu produk ini sudah diuji publik di Balai Pengujian Penerapan Teknologi Serpong. "Untuk uji tipe melalui Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya di Cibitung. Itu sudah melebihi SNI," kata General Manager PT Mami Fo Perdana, Hilman Rama Pratama, perusahaan yang memasarkan MAK, Jumat 13 Januari 2012. 

Sepeda motor MAK, singkatan dari Mega Andalan Kalasan, mengambil nama Kecamatan Kalasan. MAK mempunyai dua varian, Vipros X 100 dan Vipros X 125. Nama daerah sengaja diangkat karena semua bahan kecuali mesin merupakan produk lokal. Sementara mesinnya diimpor dari Cina. Namun  secara bertahap hingga akhir 2012 akan menjadi 100 persen produk lokal. Pabrikan sepeda motor itu kini sedang berusaha membuat blok mesin dan peralatan lainnya. 

Harga sepeda motor itu jauh lebih murah dibanding produk luar. Vipros X 100 seharga Rp 9,45 juta dan Virpos X 125 senilai Rp 9,9 juta per unit. Dalam waktu dekat akan naik karena harga pajak juga naik. Sepeda motor itu diproduksi sejak 1,5 tahun lalu.

Dari sisi bentuk, sepeda motor itu tak jauh beda dengan Honda Supra X 125. Rangka besi kendaraan itu dibuat sedemikan rupa dengan 98 komponen yang menempel. Ada 58 jenis pernik yang harus dipasangkan pada rangka itu, yang semuanya produk lokal. Bodi penutup rangka dibuat di DIY, sehingga menambah persentase lokal. "Dulu kami juga menyuplai beberapa komponen sepeda motor Cina yang disebut mocin, seperti Jialing, Kanzen, Daiyang," kata dia. 

Di antara sepeda motor pabrikan Cina yang dulu pernah ada, MAK merupakan salah satu, yang 90 persen produk lokal. Merek-merek mocin itu kini menghilang di Jawa. Masyarakat lebih suka sepeda motor produk Jepang. "Saat ini masyarakat seharusnya sudah bisa beralih ke produk lokal karena sudah ada uji kelayakan dan kalaikannya," kata Pambudi, pengamat mesin sepeda motor.

1 komentar:

  1. Bagus,ikut bangga produk dalam negeri,
    harga lebih murah,kwalitas asal tidak kalah dg buatan jepang.
    trus yang paling penting jaringan sales dan service harus memuaskan,sekelas AHASS.saya dukung.

    BalasHapus