Senin, 09 Juli 2012

Mahasiswa Indonesia Sabet 5 Penghargaan SEM Asia


Mahasiswa Indonesia kembali menunjukkan prestasi luar biasa pada lomba Shell-Eco Marathon (SEM) Asia 2012 di sirkuit Sepang Malaysia. Tim Cakrasvarna ITB menempati posisi teratas di kelas Urban Berbahan Bakar Bensin dengan jarak tempuh 196.3 per liter atau setara dengan jarak Jakarta-Tasikmalaya
Tidak hanya itu, tim mahasiswa Indonesia akhirnya berhasil merebut lima penghargaan di kendaraan hemat energi kategori urban concept dan tetap bertahan sebagai juara pertama di kelas kendaraan berbahan bakar bensin di ajang lomba kendaraan hemat SEM 2012
Sementara itu Tim Sadewa (UI) meraih juara ke-2 dengan jarak tempuh 152,3 km per liter. Di kategori kendaraan Urban berbahan bakar Fatty Acid Methyl Ester (FAME), tim Sapu Angin 4 dari ITS mempertahankan gelar yang diraihnya tahun lalu sebagai juara 1, sedangkan Cikal Diesel (ITB) menempati juara ke-2. Di kelas Urban Battery Electric, walaupun untuk pertama kalinya mengikuti kategori ini, tim Cikal Cakrawala ITB meraih tempat ke 2 setelah tim Ngee Ann Polytechnic (Singapura).
"Kami merasa puas dengan hasil pencapaian pada SEM Asia kali ini karena berhasil melampaui pencapaian tahun lalu dan target baru yang kami tentukan yakni 130 km per liter. Kami juga bangga bisa mempertahankan juara karena kompetisi SEM kali ini sangat ketat dengan jumlah peserta lebih banyak," ujar Peter Lukito Ferdian, ketua tim Cikal Cakrasvarna.
Tahun lalu di kelas Urban berbahan bakar bensin Cikal juga menjadi juara pertama dengan pencapaian 117 km per liter.
"Melihat pencapaian mahasiswa Indonesia di SEM Asia kali ini, kita pantas optimis bahwa Indonesia akan bisa semakin berperan dalam agenda bersama dunia untuk mencapai smarter mobility (mobilitas yang lebih cerdas)," tandas Darwin Silalahi, Presiden Direktur dan Country Chairman Shell Indonesia.
Dari 119 peserta SEM Asia 2012, Indonesia diwakili oleh 18 tim dari 9 perguruan tinggi yakni 3 tim dari Universitas Indonesia (UI), 4 tim dari Institut Teknologi Bandung (ITB), 1 tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM), 3 tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), 2 tim dari Politeknik Negeri Pontianak (Polnep), 1 tim dari Universitas Sumatera Utara (USU), 1 tim dari Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), 2 tim Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan 1 tim dari Politeknik Manufatur (Polman) Bandung. Jumlah tim Indonesia merupakan terbesar kedua setelah Malaysia yang diwakili oleh 28 tim.
Dengan 8 mobil prototype dan 10 mobil urban, tim-tim Indonesia juga telah mendiversifikasi pilihan bahan bakar/sumber energi mereka mulai dari bensin, FAME (Fatty Acid Methyl Ester 100% - semacam bahan bakar biodiesel) hingga baterai listrik dan Fuel Cell (hydrogen).
Sementara itu tim Antasena (ITS) yang mengusung kendaraan prototype berbahan bakar hidrogen, masih belum mampu lolos masuk inspeksi teknis karena kendala mesin. "Kami sudah berupaya keras mencoba memperbaiki mesin sampai pada saat-saat terakhir, namun gagal. Sebagai peserta baru, kami mendapat banyak pelajaran dari acara ini," ungkap Sutarsis pembimbing tim Antasena. (kpl/nzr/vin)

0 komentar:

Posting Komentar