Senin, 16 Juli 2012

Rasa Indonesia di Rembrandtplein


Oleh Myrna Ratna

Rasa Indonesia di Rembrandtplein.                                                                                                               KOMPAS/MYRNA RATNA
Terletak di kawasan populer di Amsterdam, restoran ini menyajikan menu Indonesia yang pas untuk lidah Barat. Sejumlah selebriti pun pernah mampir di sini. Celine Dion adalah satu di antaranya.
Menjelang malam di Rembrandtplein adalah saat siesta. Alun-alun yang dikitari hotel, restoran, kafe, bar, dan pertokoan itu berdenyut dan berdentam. Alunan musik saling bersahutan. Trem dan sepeda lalu lalang ”membelah” alur yang dipadati pejalan kaki.
Lampu-lampu di restoran Indrapura yang berada di sisi selatan alun-alun sudah dinyalakan. Pendarannya terpantul dari jendela-jendela kaca yang menjadi fasad utama, menawarkan kehangatan di tengah udara yang mulai dingin. Ketika pintu dibuka, dentingan piano mengalun perlahan, menimpali suara obrolan yang datang dari meja-meja yang dipenuhi tamu.
Peter Tencate, pemilik restoran, melayani tamu-tamunya dengan sigap. Minuman hangat dan dingin datang dalam hitungan menit. Piring dengan desain antik segera tersaji di meja.
Indrapura menawarkan puluhan menu khas Indonesia, mulai dari gado-gado, soto ayam, rendang, sampai pepes ikan. Namun, sajian khas dari restoran ini adalah rijstafel, sajian beragam menu sekaligus. Bagi para pengunjung yang sebagian besar warga asing non-Indonesia dan non-Belanda, ini menjadi ”petualangan” menjelajahi kuliner Indonesia yang kaya bumbu dan kaya rasa.
”Hampir 80 persen tamu yang datang adalah dari luar Belanda dan 20 persennya warga Belanda karena Rembrandtplein ini lokasi turis. Oleh karenanya, kami memang menyesuaikan bumbunya agar cocok dengan lidah mereka, terutama kadar pedasnya. Orang Barat tidak suka terlalu pedas. Kalau yang datang orang Indonesia, bumbunya kami modifikasi menjadi lebih pedas,” kata Peter.
Menu pembuka yang datang ke meja kami adalah sup pelangi, sup bening panas dengan potongan tomat dan udang yang menyembul-nyembul di permukaan. Menu yang menghangatkan badan ini memiliki rasa asam-manis segar, dengan sentuhan rasa hangat jahe.
Kemudian datanglah berturut-turut iga bakar, cumi balado, ayam rica-rica, daging sapi dengan kacang kapri, sate domba manis, gulai kambing, pepes ikan, sayur asem, orek tempe, teri balado, dan rujak salada. Wow, meja panjang di hadapan kami langsung terisi penuh. Ditambah dengan nasi putih hangat yang masih mengepul, sempurnalah jamuan ini.
Keratan daging sate domba muda yang berlumur bumbu kecap dan kacang itu begitu lunak ketika dikunyah. Saus kacangnya pun mengingatkan pada warung sate Blora di pusat Jakarta. Begitu juga dengan teri baladonya. Ikan gurih dan garing yang dibalur ulekan cabai merah segar itu kresss di lidah.
”Kami sangat mengutamakan kualitas. Terutama bahan bakunya. Jadi, bahan bakunya mungkin internasional, tetapi kami olah dengan menggunakan bumbu-bumbu Indonesia. Untuk iga bakar ini, dagingnya sangat empuk karena kami menggunakan australian lamb chop yang harganya lebih mahal. Untuk ikan teri balado, bahan bakunya adalah ikan spiering, ikan yang hanya ada di Belanda dan sulit didapat karena penangkapannya dibatasi. Jadi, secara khusus kami meminta kepada supplier untuk disisihkan,” papar Peter.
Celine Dion dan Cyndi Lauper
Restoran Indrapura Amsterdam akhir Mei lalu melewati tahun ke-20. Layak disebut prestasi untuk sebuah restoran Indonesia yang kerap timbul tenggelam di negeri orang. Pertimbangan ini juga yang mendasari Peter untuk memulai bisnisnya itu di tahun 1992.
”Awalnya memang kami melihat kenyataan tidak ada restoran Indonesia yang upscale di sini. Kuliner Indonesia juga tidak terlalu banyak diketahui wisatawan yang datang ke Amsterdam. Kami ingin membuat restoran yang nyaman, dengan suasana rumah, dengan standar pelayanan yang tinggi, dan sekaligus sangat internasional. Dan kekhasan yang kami tawarkan adalah rasa Indonesia,” ungkap Peter.
Peter juga mengenali tradisi Indonesia yang biasanya mewariskan resep makanan dari satu generasi ke generasi berikutnya, khususnya dari para ibu kepada anak-anak perempuannya. ”Perempuan di Indonesia umumnya bisa memasak sehingga koki kepala kami di sini pun perempuan. Perempuan umumnya memiliki sentuhan yang lebih pas dalam meramu bumbu,” katanya.
Selama 20 tahun perjalanannya, Indrapura juga telah mencuri perhatian sejumlah kalangan atas mancanegara. Di antaranya, Pangeran Willem-Alexander, putra mahkota Belanda; penyanyi Celine Dion, Cyndi Lauper, Spandau Ballet, dan para selebritis Belanda.
Tak heran bila daftar harga di restoran ini memang sedikit lebih mahal dibandingkan dengan restoran di sekitarnya. Untuk sebuah menu rijstafel, harganya antara 30 dan 45 euro per orang, tergantung sajiannya. Untuk rijstafel dengan menu lobster plus pencuci mulut, misalnya, paketnya sekitar 45 euro.
Yang pasti, rasa Indonesia itu terangkum dalam pelayanan yang bersahabat, makanan yang penuh cita rasa, dan tentunya sangat mengenyangkan.
Sumber :
Kompas Cetak
Editor :
I Made Asdhiana

0 komentar:

Posting Komentar