Selasa, 03 Januari 2012

Drummer Kunto Hartono Klaim Pecahkan Rekor Dunia

TEMPO.COMalang - Penggebuk drum Kunto Hartono berhasil memecahkan rekor dunia menabuh drum terlama sejagat, Senin, 2 Januari 2012. Kunto mengklaim menabuh selama enam hari atau 121 jam 25 menit melampaui rekor Russ Prager asal Amerika selama 120 jam versi Guinness Book of Record.

foto 

"Paling susah melawan kantuk," kata Kunto di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Ia mengaku susah melawan kantuk saat dini hari. Namun semangatnya kembali membuncah setelah keluarga (anak dan istri) serta teman-temannya memberikan dukungan. Termasuk ratusan publik Malang yang secara bergantian setia memberikan dukungan selama enam hari.

Kesuksesan Kunto ini dipecahkan pada pukul 06.26 WIB, Ahad 1 Januari 2012. Setelah itu ia menyantap dua bungkus roti dan sebutir telur. Lantas ia pun terserang kantuk yang luar biasa hingga tak bisa melanjutkan aksinya. Meskipun awalnya ia tetap melanjutkan menabuh drum hingga 135 jam.

Sebelumnya ia hanya makan sayuran dan minum gula aren serta memperbanyak nutrisi. Cuaca Malang yang dingin dan disertai hujan tak menyurutkan niatnya memecahkan rekor dunia. Bahkan kondisi kesehatannya cukup bagus dan kembali beraktivitas normal seperti biasanya.

Padahal sebelum aksi menabuh drum terlama Kunto sempat mengalami tekanan batin. Pasalnya ibu mertuanya sakit dan bapaknya meninggal dunia setelah sepekan menjalani perawatan di Rumah Sakit Surabaya. Ia optimistis Guinness Book of Record bakal memberikan penghargaan atas aksinya menabuh drum terlama.

Sedangkan dokumen video dan berita acara akan dikirim ke perwakilan Guinness Book of Records di Beijing. Tujuannya, untuk mendapat penghargaan sebagai penabuh drum terlama sejagat. Sejumlah penabuh drum dunia juga mengucapkan selamat atas kesuksesan Kunto di laman jejaring sosial Facebook milik Kunto.

"Drummer UK, Alexander Bond, juga mengucapkan selamat," katanya. Termasuk sejumlah drummer lain. Mereka juga menanyakan kondisi kesehatannya. Usai aksinya ini, Kunto berencana memeriksakan pendengarannya. Setelah aksinya di Surabaya lalu pendengarannya menurun.

Tim dokter dari Dinas Kesehatan Kota Malang menyatakan kondisi kesehatan Kunto stabil dan tak mengalami gangguan yang berarti. Dokter memeriksa tanda vital seperti tekanan darah, ritme nadi, dan frekuensi napas. "Rekam jantung juga tak ada masalah," kata dokter Heni Kusworini.

Selama aksinya beberapa hari lalu stamina Kunto tampak stabil. Ia sanggup mengiringi aneka jenis musik mulai dangdut, campur sari, pop, hingga rock. Sejumlah lagu Boomerang, Slank, Jamrud yang mengentak juga diladeni. Bahkan sesekali Kunto ikut bernyanyi bersama untuk mengusir kejenuhan. Gebukan drum masih terlihat stabil dan sesuai dengan tempo musik rock yang garang.

"Berakit-rakit kita ke hulu, berenang kita ke tepian....," suara serak Kunto berduet dengan vokalis band lokal Malang. Sejumlah penonton yang hadir bertepuk tangan meriah menyemangati Kunto. Panggung terbuka di depan Balai Kota terlihat semarak. Sejumlah pengguna jalan di Jalan Tugu berhenti sesaat, sambil menikmati aksi panggung Kunto untuk memecahkan rekor dunia. Hujan deras yang mengguyur Malang juga tak menyurutkannya warga menonton aksi Kunto.

Sebelumnya, di Surabaya Juni 2010 lalu, Kunto gagal menambuh drum 135 jam. Ia hanya mampu menabuh selama 75 jam. Pada hari keempat, kondisi fisik Kunto melemah dan nyaris pingsan. Lantas kunto diberi bantuan tabung oksigen. Untuk memeriksa kesehatannya, Kunto dilarikan di Instalasi Rawat Darurat Rumah Sakit Umum Dr. Soetomo Surabaya. 

EKO WIDIANTO
Sumber:http://www.tempo.co

0 komentar:

Posting Komentar